Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berikan Kekuasaan pada Orang yang Tidak Menginginkannya

22 November 2017   09:01 Diperbarui: 22 November 2017   09:20 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Pan mohamad faiz

....

Ada sebenarnya makna dibalik 'filosofi nabi' terkait kekuasaan yang menjadi judul artikel diatas? Atau,sejauh mana suatu ambisi akan kekuasaan dapat kita vonis sebagai suatu yang negative ? Apa hubungan antara ambisi politik dan perilaku korup ?

Kemudian pertanyaan lain adalah pembalikan dari pernyataan yang menjadi judul artikel diatas : bagaimana resikonya apabila memberi kekuasaan kepada orang yang sangat menginginkannya dengan catatan tambahan ; bahkan untuk memperolehnya itu ia menempuh beragam cara bahkan yang terkategorikan bersifat negatif?

Sebelumnya mari kita dalami nasihat Rasul terkait masalah ini :

'Kami tidak menyerahkan kepemimpinan ini kepada orang yang memintanya dan tidak pula kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.' (HR. al-Bukhari no. 7149 dan Muslim no. 1733)

'Janganlah engkau meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberi tanpa memintanya niscaya engkau akan disertai Tuhan namun jika diserahkan kepadamu karena permintaanmu niscaya Tuhan tidak akan menyertaimu'

Artinya,mengacu pada nasihat Rasul diatas dalam fikih islam sebenarnya ada hukum atau lebih tepatnya mungkin etika tentang perilaku meminta jabatan. tetapi apakah meminta jabatan itu mutlak suatu yang salah mengingat sebagai contoh seorang nabi Yusuf pernah memintanya kepada Fir aun?

Mungkin sebuah perkecualian apabila yang bersangkutan memang memiliki niat yang kuat ingin memperbaiki sesuatu dimasyarakatnya dengan keterampilan yang dimilikinya.sehingga sampai sini maka persoalannya akan kembali kepada faktor niat-motivasi.dalam kenyataan yang tertulis dalam sejarah ternyata terbukti bahwa dengan jabatan yang dimilikinya itu nabi Yusuf melakukan tindakan tindakan briliant yang menyelamatkan masyarakat Mesir dari bala bencana yang berkepanjangan.jadi motivasi nabi Yusuf adalah karena beliau melihat sesuatu yang harus diperbaikinya di negeri Mesir untuk kepentingarn rakyat Mesir itu sendiri

Artinya tidak semua ambisi terhadap kekuasaan itu lantas dapat kita vonis sebagai negative apabila dalam diri seseorang terdapat keinginan kuat untuk melakukan suatu yang baik- benar serta bermanfaat bagi masyarakatnya.dan memang pada prinsipnya dengan kekuasaan yang dimiliki nya seseorang dapat membuat amal baik tetapi juga dapat membuat amal buruk sehingga kekuasaan tentu bukanlah sesuatu yang mutlak buruk,walau agama mewanti wanti agar manusia berhati hati terhapap tiga hal 'harta-tahta-wanita' artinya kalau tidak waspada maka semua yang disebut  itu adalah hal hal yang dapat menjerumuskan manusia pada kebinasaan

Tetapi apabila seseorang menampakkan ambisi yang kuat untuk memperoleh kekuasaan dan demi untuk meraihnya itu  bahkan ia rela menempuh jalan yang salah-tidak baik seperti menggunakan pengaruh uang agar orang memilihnya,atau sikut kiri kanan termasuk menyikut teman sendiri,atau menggunakan taktik memberi masyarakat janji janji palsu yang belum tentu dapat terpenuhi maka sudah dapat kita pastikan bahwa itu adalah ambisi yang salah dan masyarakat harus waspada untuk tidak memberi kekuasaan kepadanya karena apabila kekuasaan diberikan pada orang dengan perilaku seperti itu maka resikonya adalah kemungkinan besar ia akan menggunakan kekuasaan itu untuk sesuatu yang salah-bukan semata untuk menegakkan suatu yang baik dan benar bagi masyarakatnya

Intinya,masyarakat harus mewaspadai ambisi politik seseorang-berupaya meraba motivasinya dan lalu meraba karakter-perilaku serta upaya upaya untuk mewujudkan ambisinya itu jangan sampai semua itu tidak terendus sebelumnya dan lalu setelah ada 'diatas' masyarakat tiba tiba dikejutkan karena  ia sudah memakai rompi kuning KPK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun