Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pertarungan Benar vs Salah dalam Jiwa Manusia

6 Februari 2014   22:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

…

Ciri yang paling mendasar dari seorang yang memiliki akal yang sehat adalah ia mengenal dua jalan-dua kutub-dua hal yang berbeda atau yang berlawanan,yang bersifat mendasar misal antara : benar-salah, baik-buruk.sehingga ciri dari seorang yang akalnya sudah tidak sehat tentu saja bila ia sudah tak bisa lagi memilah atau membedakan antara mana yang benar diantara yang salah atau mana yang baik diantara yang tidak baik.

Dan ciri dari orang yang nuraninya sehat itu lebih bersifat mendalam lagi yaitu ia memiliki rasa cinta kepada yang benar dan yang baik dan sebaliknya memiliki rasa benci terhadap yang salah dan yang buruk.atau selalu cenderung berfihak pada yang baik dan benar serta selalu cenderung berupaya mencari yang benar diantara yang tidak benar serta selalu berupaya mencari yang baik diantara yang tidak baik.sebab itulah karakter nurani yang alami-sejati yang Tuhan ciptakan serta Tuhan tanam dalam diri manusia

Sebab itu dengan nurani dan akalnya itulah manusia menjadi para pencari dan pecinta kebenaran dan kebaikan

Jadi secara singkat baik akal maupun nurani memiliki peran yang sangat sentral bagi seseorang dalam mencari dan memahami apa dan bagaimana itu kebenaran dan kebaikan,mengapa (?) .. karena bila kita bercermin pada rasa perasaan hawa nafsu yang juga ada dalam diri manusia maka karakteristik serta kecenderungan hawa nafsu adalah senantiasa cenderung memiliki karakter yang berlawanan dengan yang menjadi karakter serta kecenderungan nurani

Nah tahukah anda bahwa nurani serta akal yang sehat itu bisa dirusak oleh rasa perasaan nafsu manusiawi bahkan tanpa terasa (?) …. karena seseorang yang lebih dominan dikuasai oleh rasa perasaan hawa nafsu maka orientasi kehidupannya bukan lagi pada upaya mencari yang benar diantara yang salah atau yang baik diantara yang buruk.coba saja lihat contohnya para koruptor-pelaku seks bebas-kaum hedonis dlsb. mereka tak lagi peduli dengan benar - salah, baik - buruk karena yang mereka cari dan yang menjadi orientasi dalam kehidupannya adalah kesenangan-kenikmatan dan kelezatan sebab itulah yang menjadi karakter dasar dari rasa perasaan hawa nafsu manusiawi

Jadi untuk sampai kepada derajat manusia yang cinta kepada kebenaran serta kebaikan atau untuk sampai kepada tingkatan manusia yang hidup ruhani atau nurani nya itu maka tantangan paling awal sebenarnya bukanlah datang dari luar,misal apakah itu dari filosofi-isme atau pemikiran orang orang tertentu tetapi sebenarnya berasal dari dalam diri manusia itu sendiri yaitu ia harus melawan atau mengendalikan kecenderungan karakteristik rasa perasaan hawa nafsunya yang mudah membawa manusia pada hal hal yang tidak benar dan tidak baik (negative), karena kecenderungan rasa perasaan nafsu senantiasa pada kenikmatan-kelezatan dan kesenangan yang bersifat fisik (daging-jasad-jasmaniah)

Sebab bila seseorang lurus atau ‘istiqomah’ mengikuti suara nurani nya dan selalu menggunakan akal sehatnya dalam upaya mencari yang benar diantara yang tidak benar maka secara alami nuraninya akan menemukannya,sebab nurani dan akal adalah peralatan pencari kebenaran dan kebaikan yang Tuhan tanam dalam diri manusia,walau tentu saja tanpa bimbingan dan tuntunan Tuhan kemampuannya tetaplah terbatas

Dan mesti diketahui bahwa akal itu berdiri ditengah tengah antara nurani dan hawa nafsu, ia akan cenderung mengikuti mana yang paling kuat yang mendominasi jiwa.akal bisa dibawa ke jalan yang benar tetapi bisa juga dibawa ke jalan yang salah,akal bisa digunakan untuk mencari kebenaran tetapi bisa juga digunakan untuk hal hal yang tidak baik dan tidak benar.ambil contoh : seorang maling-koruptor-penipu dengan lihai menggunakan kepintaran akalnya untuk mewujudkan niat jahatnya

Nah tahukah anda bahwa bila kita bedah jiwa manusia secara benar mengikuti tuntunan kitab suci maka kita memiliki ilmu pengetahuan tentang apa dan bagaimana hubungan antara kebenaran-kebaikan-kejahatan-keburukan dengan semua unsur yang ada dalam diri manusia : nurani-akal dan rasa perasaan hawa nafsu.sebab kitab suci lah (dan bukan buku buku ilmu jiwa atau para psikolog) yang memberitahukan secara jelas dan gamblang apa saja unsur unsur dasar yang ada dalam jiwa manusia dan bagaimana sebenarnya karakteristik dasarnya

Sehingga untuk menemukan agama yang benar diantara yang mengklaim sebagai ‘agama’ dalam masalah ini tentu kita harus mencari agama yang bisa menjelaskan karakteristik semua unsur jiwa yang ada dalam diri manusia itu secara tepat, atau kita harus mencari agama yang sesuai dengan ‘fitrah’ kenyataan.kita harus menemukan agama yang bisa menjelaskan secara gamblang-tepat karakteristik hawa nafsu yang berlawanan dengan nurani serta bagaimana sebenarnya karakter cara berfikir akal

Dan tahukah anda bahwa dominasi hawa nafsu dalam diri manusia itu bisa melenyapkan kekuatan nurani dan akal sehingga sebagai contoh tidak sedikit orang orang yang bahkan ‘merasa benar’ dengan mengolok olok agama-kitab suci karena ia merasa ‘berdiri diatas landasan ilmiah’,padahal tanpa sadar ia hanya mengikuti rasa perasaan hawa nafsunya karena ia memperoleh kesenangan nafsu dari perbuatannya itu.hawa nafsunya memperoleh kesenangan dan kenikmatan dan ia ‘merasa benar’ karena dalam otaknya tersimpan paradigma ‘empirisme’ yang secara keliru digunakannya untuk meneropong dan menilai agama-kitab suci

Tetapi tahukah anda bahwa betapapun kita banyak berbicara tentang kebenaran-kebaikan bila berkaca pada isi hati serta isi kepala manusia yang berbeda beda maka akan ada banyak perbedaan pandangan serta perdebatan tentang masalah itu sehingga apa yang benar menurut seseorang bisa menjadi tidak benar menurut seseorang yang lain begitu juga dengan ‘kebaikan’ apa yang baik menurut seseorang belum tentu baik menurut seseorang yang lain.tetapi bila kita membawa persoalan benar-salah,baik-buruk ini kepada Tuhan maka masalah ini ujungnya akan menyatu ke satu titik temu yaitu benar-salah menurut Tuhan yang satu tentunya (karena bila Tuhan ‘banyak’ maka pandangan masing masing terhadap benar-salah bisa saja berbeda satu sama lain)

Dan kitab suci yang dibawa para nabi memberitahu rahasia pekerjaan nurani dan akal yang paralel dengan kebenaran dan kebaikan dan di sisi lain memberitahu beragam pekerjaan hawa nafsu yang paralel dengan keburukan dan kejahatan,tetapi orang yang buta terhadap apa itu ruhani (nurani),apa itu akal dan apa itu rasa perasaan hawa nafsu sudah tidak lagi peduli dengan masalah benar-salah,baik buruk versi kitab suci karena yang ada dalam batok kepalanya adalah benar-salah versi faham empirisme yang memparalelkan yang benar hanya dengan segala suatu yang bisa terbukti secara empirik

Sehingga siapapun yang ingin berbicara tentang benar-salah sebaiknya kenalilah terlebih dahulu karakteristik tiap unsur jiwa yang ada dalam dirinya sebelum ia berdebat dengan orang lain tentang masalah itu sebab nurani manusia itu selalu berkecenderungan sama yaitu senantiasa cenderung kepada kebenaran dan kebaikan dan karakter hawa nafsu manusia juga sama karena semua diciptakan oleh Tuhan yang satu (bukan oleh tuhan yang berbeda beda-yang bisa berbeda beda konsep)

…………..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun