Mohon tunggu...
Ufqil mubin
Ufqil mubin Mohon Tunggu... Jurnalis - Rumah Aspirasi

Setiap orang adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orang "Miskin" Nyantri di Gontor

15 Desember 2018   07:58 Diperbarui: 15 Desember 2018   16:03 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama ini, saya dapat kabar dari teman saya waktu belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor. Namanya Andri. Kini dia duduk di kelas enam. 

Sebuah tahap akhir dalam perjalanan panjang pendidikan formal di pesantren tersebut. Saya masih ingat dengan baik saat pertama kali menginjakkan kaki di lembaga pendidikan Islam itu. Dia datang dengan kesederhanaan dan bekal seadanya. 

Tentu saja itu sangat kontras dengan sebagian besar santri yang diantar orang tuanya menggunakan kendaraan mewah. 

Dari Jawa Barat, Andri berangkat ke Gontor seorang diri. Perjalanan ratusan kilometer tanpa pendamping yang mengarahkan dan membimbingnya, bukan perkara mudah. Hal itu hanya dapat dilakukan para "petarung" yang siap menghadapi arena "gelap" kehidupan baru.

Setelah lulus dari salah satu madrasah aliyah (setinggkat SMA) di Jawa Barat, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Gontor. 

Niatnya ditentang keras oleh ayahnya. Alasannya, kedua orang tuanya tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai pendidikan Andri. Dia tidak putus asa. Lelaki berkumis itu mendapat dukungan dari ibunya. 

Lainnya, gurunya di madrasah menopang langkahnya. Keputusan Andri bukan tanpa pengorbanan. Orang tuanya hampir berpisah.

"Saya ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya," katanya memberikan alasan. Keinginan itu pula yang memberanikannya menempuh perjalanan jauh di lintas provinsi. Dia menentang badai dan kerasnya kehidupan.

Sumber : dontorgraphy
Sumber : dontorgraphy
Beragam "badai" itu tidak menghalangi keinginannya mengenyam pendidikan di pesantren modern. Dia berangkat dengan uang yang hanya cukup untuk biaya registrasi, bekal harian, dan pendaftaran ulang.

Dalam ujian masuk di pondok, tak sulit baginya menjawab soal-soal ujian tertulis dan wawancara. Buktinya, dia lulus dengan peringkat yang memuaskan. 

Pada ujian penempatan kelas, Andri mendapat kesempatan duduk di kelas E. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun