Mohon tunggu...
UCI INDRIANI
UCI INDRIANI Mohon Tunggu... Guru - tanggungan tugas

tanggungan tugas yang harus diselesaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Saja Tanda-tanda Pola Asuh Sudah Tepat?

20 Oktober 2019   14:15 Diperbarui: 20 Oktober 2019   14:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com/mohamed_hassan

Pola asuh adalah salah satu hal yang sangat penting dalam hal pembentukan karakter pada anak. Ada macam-maca pola asuh yang diterapkan oleh orangtua yaitu :

  • Pola asuh Otoriter, pada pola asuh ini pengasuhan anak bersifat memaksa, keras dan juga kaku dimana orang tua membuat berbagai peraturan yang harus ditaati dipatuhi oleh anak, pada pola pengasuhan ini orang tua tidaklah peduli dengan perasaan anak dan lebih mementingkan keinginan apa yang mereka inginkan. Orang tua akan emosi dan juga marah apabila peraturan-peraturan dan keinginan mereka tidak tercapai. Hukuman sering diterima oleh anak pada pengasuhan otoeiter ini bahkan mental dan fisik anak. Orang tua berangapan dengan adanya hukuman ini membuat anak disiplin serta menghormati orangtua dan tidak membangkang. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini biasanya akan menjadi pribadi yang tidak bahagia, paranoid, mudah sedih dan juga selalu merasa takut dan tertekan. Namun polah asuh otoriter yang diterapkan orangtua akan membuat anak untuk belajar mandiri, menjadi anak yang diinginkan orang tua dan juga mempunyai sikap didiplin aturan dan bertanggung jawab
  • Pola asuh Demokrasi, pola asuh ini merupakan pola asuh yang baik untuk anak ataupun orangtu. Dimana orang tua bersikap frendly dan anak bebes mengemukakan pendapatnya. Pada pola asuh demokrasi ini orang tua mau mendengarkan pendapat dari anak. Sehingga anak tidak mengalami tekanan seperti anak yang diterapkan pola asuh otoriter. Dalam pola asud demokrasi ketika orang tua memberikan hukuman maka orangtua menjelaskan kepada anak kenapa ia harus dihukum (penjelasan). Dan sebaliknya apabila anak akan diberikan hadiah maka orangtua puin akan menjelaskan.
  • Pola asuh Temporizer, pola asuh ini adalah pola asuh yang tidak konsisten. Dimana orang tua tidak memiliki pendirian. Contohnya apabila orangtua memberikan batasan waktu pulang sekolah jam 12 maka anak harus mematuhinya, tetapi pada suatu saat anak pulang lebih dari batas waktu tersebut orang tuapun tidak memarahi anak tersebut. Pada saat seperti ini anak binggung dengan pendirian orangtua.
  • Pola asuh Appeasers, pola asuh ini adalah pola asuh dimana orangtua sangat khawatir kepada anak. Contoh dari pola asuh ini, orangtua tidak mengizinkan anaknya untuk bermain pada sembarang teman, agar tidak terpengaruh prilaku tidak baik. Dalam pola asuh ini anak  menjadi tidak bebas.
  • Pola asuh permisif, pada pola asuh ini orangtua cenderung selalu memberikan kebebasan kepada anak tanpa adanya aturan. Sehingga anak akabn melakukan apapun yang dia inginkan dan berbuat sekehendaknya. Dalam pola asuh ini kontrol orangtua pada anak sangatlah lemah.
  • Pola asuh otoritatif, pada pola asuh ini orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya. Pada pola asuh ini perkembangan pada anak sangatlah baik. Anak dengan pola asuh ini menjadi anak yang ceria, percaya diri, menghormati orang tua, menaati peraturan dan bahkan berprestasi.

Hal-hal diatas adalah macam-macam pola asuh, anak tergantung dengan apa yang diterapkan oleh orangtuanya. Orangtua juga perlu tahu apa saja hal-hal tanda-tanda pola asuh yang berhasil atau tepat. Menurut Nadene Van Der linden, Psikolog

  • Anak memperhatikan emosinya di depan orangtua.
  • Kemampuan anak untuk berkata' aku sedih, mau menangis, aku marah/ aku kesal, atau aku senang sekali hari ini. Pertanda kalau orangtua sudah mencontohkan mengekspresikan emosi dengan baik.
  • Anak datang kepada orangtua ketika menghadapi kesulitan
  • Anak dapat berdiskusi apapun tanpa takut reaksi orangtua
  • Mendorong anak untuk mengejar minat dan bakat
  • Mengejar minat dan bakat membantu anak merasakan kepuasaan dan prestasi. Hal tersebut dapat secara positif membantu anak melewati masa remajanya dengan baik dan membantunya agar terhindar dari pengaruh buruk. Fokus anak akan lebih pada minat dan bakatnya (Sumber : TalkParenting)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun