"Sepi, Pak, nggak ada tamu. Saya lagi paceklik. Bawa lah teman-teman bapak main ke sini," ujar Jovi, penduduk asli Pulau Tidung melalui telpon pada "teman lamanya", Iwan BSN.
Jovi mengenal Iwan, Ketua Komunitas Pemakai Angkutan Umum (Pemangku) Jakarta, dua tahun lalu. Saat itu Iwan membawa rombongan komunitasnya berlayar ke Pulau Tidung.
Selain sebagai anak buah kapal yang ditumpangi Iwan dan kawan-kawan, Jovi menyambi bertindak sebagai tour guide, memberikan pelayanan paket lengkap, mencarikan penginapan, tiket, makan dan fasilitas lainnya di Pulau Tidung.
Jika rombongan berjumlah 30 orang, maka satu orang kena charge sebesar 300 ribu rupiah, untuk tiket pulang pergi, menginap, jelajah pantai dan sebagainya. Jika jumlah anggota rombongan lebih banyak, maka harga bisa menjadi lebih murah. Â
"Padahal nggak apa apa kok, aman, Pak," kata Jovi berusaha  meyakinkan.
Hidup Jovi dan keluarganya memang amat bergantung dari kedatangan wisatawan ke Pulau Tidung, tempatnya tinggal. Â Memang dia memiliki sebuah kapal kayu kecil untuk menangkap ikan. Namun jika tak ada yang berkunjung ke pulau, tak ada orang tempat dia bisa menjualnya.
Ia membenarkan, sejak banjir awal tahun, pelabuhan ini amat sepi. Mereka yang berlalu-lalang kebanyakan penghuni dan orang orang pulau yang memiliki keperluan sehari-hari antar pulau. Kendati ada wisatawan, bisa dihitung dengan jari.
Kapal milik dinas perhubungan berjumlah 6 buah, dengan masing masing kapsitas 40 orang penumpang, bisa melayani 3 kali trip seharinya. "Satu kali perjalanan rata-rata 2 jam, bisa menjadi 3 jam kalau sedang  ada badai," jelas Afit. Sebagian besar penumpang diangkut oleh kapal-kapal kayu milik masyarakat di berbagai pulau,  yang mencapai  lebih dari 150 buah.
Namun karena bukan orang bisnis, istri Jovi ragu-ragu memberikan harga masakannya.
Kesepakatan terjadi. Rabu itu Iwan membawa 5 anggota Pemangku untuk memborong ikan hasil tangkapan Jovi yang sudah dimasak. Â Mencapai Pelabuhan Kali Adem saat ini relatif amat mudah dan murah. Naik Trans Jakarta dari arah Blok M, lalu berganti arah ke Kali Adem dari halte Stasiun Kota, hanya dengan mengeluarkan uang tiket sebesar 3.500 per orang.