Mohon tunggu...
Surya Dhewi
Surya Dhewi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunikasi Lingkungan dan Ruang Publik

24 Agustus 2017   07:10 Diperbarui: 24 Agustus 2017   07:40 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

RESUME PERTEMUAN 1

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Robert Cox dapat kita ketahui bahwa komunikasi lingkungan merupakan suatu cara berkomunikasi yang dapat meningkatkan tanda-tanda secara tepat dalam sistem ekologi, sosiologi, dan biologi atau alam. Tapi sebenarnya apa itu lingkungan ? Lingkungan dapat kita definisikan sebagai wadah atau tempat melekatnya segala yang hidup (biotik) dan mati (abiotik). Biotik seperti manusia dan hewan serta abiotik seperti air, tanah, udara, tanaman dan yang lainnya. (Cox, 2010:14) Dalam level praktik, dalam mempelajari komunikasi lingkungan dalam membantu untuk menyiapkan saat ingin menjadi seorang pekerja lapangan yang profesional. 

Pengusaha, agen pemerintah, public relations,pengacara, dan karyawan organisasi non-profit pemerintahan merupakan beberapa pekerjaan lapanan ahli yang dibekali pengetahuan komunikasi lingkungan. Skil yang diperoleh setelah mempelajari komunikasi lingkungan yaitu dapat menitikberatkan pada kepentinan publik dan lebih peka dalam membaca pola atau situasi lingkungan yang sedang terjadi. Berbeda dengan level konseptual, dalam mempelajari komunikasi lingkungan berkontribusi pada teori mengenai komunikasi manusia sendiri. Seperti contohnya; mempelajari relasi antar manusia, symbol dan seni, tanda, dan lainnya. Dalam level ini, komunikasi pada manusia lebih menonjol saat mencoba mengutarakan pendapat mengenai isu atau bencana alam yang sedang terjadi.

Ada tujuh area pembelajaran dalam komunikasi lingkungan diantaranya yaitu : 1) retorika dan wacana lingkungan, 2) media dan jurnalisme lingkungan, 3) partisipasi publik dalam membuat keputusan terhadap lingkungan, 4) pemasaran social dan kampanye advokasi, 5) kolaborasi lingkungan dan resolusi konflik, 6) komunikasi krisis, dan 7) representasi terhadap alam dalam kebudyaan pop dan pemasaran penghijauan. Dalam praktik dan konsepnya yang sudah kita ketahui sebelumnya, maka akan diidentifikasi jenis kekhawatiran atau bagaimana fokus yang dipelajari oleh para pakar komunikasi lingkungan saat ini.

Yang pertama yaitu retorika dan wacana lingkungan. Pada area pembelajaran ini menggunakan komunikasi persuasi seperti kampanye. Dalam penyampaian pesannya, bahasa atau simbol yang digunakan berisfat mengajak untuk tertarik pada keadaan ekologi atau lingkungan. Dalam area pertama ini dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran dalam model pragmetis dan pembelajaran dalam retorika kritis. Model pragmetis seperti model positivistik. Apa yang terlihat oleh mata yang nyata terjadi. Seperti model komunikasi persuasi mengenai lingkungan antar individu atau kelompok. Membahas bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah pada tempatnya atau menyimpan sampah terlebih dahulu di dalam tas lalu dibuang saat menemukan tempat sampah. 

Lain hal dengan pembelajaran dalam retorika kritis. Ideologi yang dominan dapat ditemukan dalam komunikasi antar lingkungan dan sosial. Berhubungan dengan prinsip dan kebudayaan suatu daerah. Misal, ada kebiasaan masyarakat untuk membakar sampah secara rutin dan mampu dijadikan sikap pedoman terhadap masyarakat lain, tapi tidak halnya dengan masyarakat lain yang mendaur ulang sampah-sampah dibandingkan membakarnya.

Yang kedua yaitu media dan jurnalisme lingkungan. Area ini membahas mengenai bagaimana media dan jurnalis memaparkan hasil mengenai pencariannya tentang lingkungan dan dapat membuat khalayak yang membaca ikut merasakan apa yang dirasakan dalam suatu pemberitaan lingkungan. Agenda setting dan media framing sangat berperan dalam area pembelajaran ini. Adanya penonjolan, seleksi, dan sampai memunculkan persepsi khalayak saat menikmati suguhan yang diberikan media melalui hasil pencarian jurnalis. Seperti contoh, pemberitaan bandara kulon progo. Banyak masyarakat yang pro dan kontra terhadap hal itu. Jurnalis mencari berita mengenai masyarakat pro dan kontra tersebut. Namun media membaca apa kesukaan khalayak dan berusaha membentuk opini dan persepsi mengenai pemberitaan.

Yang ketiga yaitu partisipasi publik dalam keputusan terhadap lingkungan. Keputusan masyarakat terhadap sesuatu masalah lingkungan butuh pengakuan atau legitimasi. Dengan itu, masyarakat dapat mengetahui hal tersebut "deal with it". Partisipasi publik tersebut tidak langsung dapat memuaskan, maka harus dilaukannya proses forum untuk sama-sama membahas soal lingkungan tersebut. Misalnya, pada saat penggusuran Pasar Solo untuk ketertiban, kebersihan serta penataan tata ruang kota yang baik agar lingkungan indah, banyak masyarakat yang protes dengan itu, terutama para pedagang dan yang terkait. Presiden Jokowi mengadakan pertemuan forum dengan masyarakat sebanyak 52 kali.

Pemasaran sosial dan kampanye advokasi seperti earth hour.Kampanye sosial yang sampai mengubah sikap dan perilaku. Advokasi dilakukan oleh bantuan Lembaga Sosial Masyarakat dan non-Government Organization. Kampanye pembela korban dalam bencana atau kerusakan lingkungan. Seperti: greenpeace dan WALHI. Kolaborasi lingkungan dan resolusi konflik, dalam pembelajaran ini diketahui bahwa segala sesuatu berawal dari konflik dua kubu yaitu pro dan kontra terhadap masalah lingkungan yang ada. Adanya kolaborasi yaitu karena resolusi konflik. Seperti contoh: perkebunan sawit terjadi masalah karena masyarakat pro dan kontra berkonflik. Dilakukan resolusi konflik dengan cara membuat forum dan berdiskusi bersama, terjadilah keputusan yaitu masyarakat pro membantu yang kontra begitu sebaliknya.

Komunikasi krisis dalam area pembelajaran komunikasi lingkungan terkait isu-isu yang membuat khalayak menaruh persepsi terhadap hal tersebut. Munculnya wabah isu lingkungan sosial seperti, isu daging sapi menandung antrax yang dipasarkan diseluruh pasar Indonesia. Munculnya hoax atau humor muncul ketika komunikasi kurang baik. Pada area pembelajaran terakhir yaitu representasi terhadap alam dalam kebudyaan pop dan pemasaran penghijauan, adanya kampanye pemasaran hijau atau green marketing,seperti memakai tas belanja untuk memperkecil sampah plastik seperti salah satu brand terkenal yang melakukan green marketingyaitu "The Body Shop ". Melaukan pemasaran tersebut menggunakan kebudayaan pop seperti melalui musik, film, tulisan dan lain-lain.

Ruang publik bukan hanya ruang biasa melainkan ruang yang besar yang dapat memjadi tempat mengutarakan seluruh aspirasi manusia di dunia. Isu-isu serta pemberitaan dapat di kritisi bersama dan saling tukar pikiran. Ruang publik merupakan ruang diskusi. Munculnya kelompok-kelompok anti A atau kelompok pembela lingkungan dan kelompok atau organisasi menghijaukan dunia, merupakan berawal dari ruang publik. Tidak hanya isu lingkungan, isu sosial, kesehatan dan lainnya dapat terbentuk dari sini. Ruang publik dapat menjadi alternatif diskusi untuk membahas isu dan kasus lingkungan secara global dan membuat pikiran terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun