Sewaktu duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya pernah mendapatkan materi tentang ekosistem pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Yang masih saya ingat, pengertian ekosistem adalah suatu sistem yang di dalamnya ada hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Contoh mudahnya pada ekosistem hutan maka hewan yang hidup di hutan tersebut sangat memerlukan tanaman untuk sumber makanan, demikian sebaliknya tanaman memerlukan kotoran hewan sebagai sumber makanan yang berupa bahan organik.
Hewan dan tumbuhan yang ada di hutan ternyata juga memerlukan sinar matahari, air, angin, dan lainnya. Berarti benar adanya bahwa tiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya.
Pada bidang pertanian dikenal sekurang-kurangnya ada 4 agroekosistem yaitu: agroekosistem lahan kering, agroekosistem lahan irigasi, agroekosistem lahan rawa lebak, dan agroekosistem lahan rawa pasang surut.
Saya ambil salah satu contoh tanaman pangan yang hampir dapat tumbuh dengan baik pada keempat agroekosistem tersebut yaitu tanaman padi. Dahulu saya tahunya tanaman padi ditanam di lahan kering/tegalan dan di lahan basah/sawah, dan model pertanaman ini umumnya ada di pulau Jawa.
Nah, ketika saya lama tinggal di Kalimantan Selatan, ternyata di sana memiliki keempat agroekosistem tersebut di atas. Maka jangan heran ketika di pulau Jawa terjadi kemarau panjang dan banyak petani yang kesulitan menanam padi, justru sebaliknya yang terjadi di Kalimatan Selatan.
Kemarau panjang di Kalimantan Selatan justru menjadi berkah, lahan rawa yang sebelumnya tergenang dan tidak bisa ditanami, maka saat kemarau panjang ditanami padi dan berbagai jenis tanaman hortikultura (tanaman buah dan sayuran).
Pada lahan rawa lebak penanaman padi dilakukan awal musim kemarau dan akan panen pada saat puncak musim kemarau. Sementara pada lahan dengan agroekosistem lahan kering, penanaman padi dilakukan pada musim hujan. Yang ideal tentu sawah dengan pengairan sistim irigasi teknis, pada sawah jenis ini petani dapat menanam padi sepanjang tahun karena tidak dibatasi oleh kekurangan air.
Lalu seperti apakah sawah pada agroekosistem lahan rawa pasang surut? Lahan rawa pasang surut sangat dipengaruhi oleh gelombang pasang laut, umumnya sawah-sawah yang berada dekat dengan sungai besar.
Sebagai contoh di Kabupaten Barito Kuala sebagian besar sawahnya adalah lahan rawa pasang surut yang sangat dipengaruhi oleh naik dan turunnya air dari Sungai Barito.
Pada saat bulan purnama gelombang pasang air laut akan masuk ke sungai besar tersebut, selanjutnya air sungai akan akan mengalir dan membanjiri sawah-sawah yang ada di sekitarnya, namun hal itu tidak berlangsung lama. Saat gelombang turun, maka dengan sendirinya air di sawah akan mengalir kembali ke sungai besar dan berakhir di laut.