Mohon tunggu...
Ubaidillah Al Anshori
Ubaidillah Al Anshori Mohon Tunggu... Lainnya - Pejuang Berkah

Berusaha bernilai di setiap detik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Bukan Penghalang Datangnya Rezeki

20 September 2021   20:56 Diperbarui: 20 September 2021   21:08 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PANDEMI BUKAN PENGHALANG DATANGNYA REZEKI

Oleh : Ubaidillah Al-Anshori

Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah  IPMAFA PATI)

Pandemi merupakan wabah yang menyebar secara_global. Seperti yang terjadi saat ini, dunia sedang dilanda pandemi yang bernama Covid-19. Penyakit atau virus tersebut telah dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi pada 12 Maret 2020.

Adanya pandemi Covid-19 telah merubah segala hal. Baik itu bidang pendidikan, ekonomi, sosial, agama, budaya, dan sebagainya. Dan yang paling terdampak adalah bidang ekonomi. Yang mana orang-orang banyak yang mengalami penurunan penghasilan bahkan krisis ekonomi. Sehingga banyak orang yang tidak bisa bekerja karena terhalang oleh pandemi Covid-19.

Namun pada hakikatnya, pandemi itu bukan termasuk  penghalang datangnya rezeki. Karena Beberapa amal perbuatan yang dapat menghalangi ataupun menghambat datangnya rezeki antara lain sebagai berikut :

  • Kufur. Kufur yaitu tidak mau bersyukur kepada Allah SWT. Kufur dapat menghalangi datangnya rezeki, karena pelakunya sudah sangat mengecewakan Allah sebagai Pemilik Jagat Raya ini. Jika kita berbuat tidak baik pada-Nya, pasti Dia akan kecewa. Jangan pernah berpikiran bahwa mereka yang kufur kepada Allah itu sedang diuji oleh Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT sangat marah terhadap orang-orang yang kufur kepada-Nya.
  • Sering melakukan perbuatan yang berpotensi dosa dan maksiat. Allah SWT melarang manusia untuk berbuat dosa atau maksiat, karena itu bisa merusak diri, baik fisik, psikis, maupun kehidupan sosial. Perbuatan dosa dapat berpengaruh terhadap rezeki yang sedang kita kejar. Bisa jadi akan semakin menjauh dari kita. Seperti sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan perbuatan dosanya." (HR. Ahmad).
  • Bakhil.  Orang yang pelit akan mendapatkan kesulitan ketika dia membutuhkan bantuan orang lain. Berbeda dengan orang yang dermawan, ketika ia membutuhkan bantuan orang lain, niscaya bantuan itu akan diidapatkannya.
  • Durhaka pada_orang tua. Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang hamba tidak lagi mendoakan (durhaka kepada) orang tuanya, maka rezekinya akan terputus." (HR. Al Hakim dan Ad Dailamy).[1] 

Berdasarkan keempat hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pandemi bukanlah penghalang datangnnya rezeki. Sehingga selama kita tidak melakukan perbuatan seperti pada keempat hal yang telah disebutkan diatas, maka masih ada jalan untuk mendapatkan rezeki. Karena semua rezeki manusia itu sudah dijatah oleh Allah SWT.

 Dalam masa pandemi ini, semangat untuk mencari rezeki itu harus ditingkatkan. Agar tidak menganggap rezekinya dihalangi oleh pandemi. Caranya yaitu dengan meningkatkan etos kerja. Menurut Mochtar Buchari, etos kerja diartikan sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri/sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa.[2] 

Menurut Jansen Sinamo yang dikutip oleh Nurul Azizah dalam Jurnalnya "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Etos Kerja", Terdapat 8 etos kerja profesional yang menjelaskan cara menumbuhkan etos kerja yaitu : menjadikan kerja sebagai rahmat dengan rasa syukur, menjadikan kerja sebagai amanah dengan tanggung jawab, menjadikan kerja sebagai panggilan dengan bekerja tuuntas penuh integritas, menjadikan kerja sebagai aktualisasi dengan bekerja serius penuh kreativitas, menjadikan kerja sebagai kehormatan dengan bekerja penuh ketekunan dan keunggulan, menjadikan kerja sebagai pelayanan dengan bekerja paripurna dengan rendahhati. Itulah kedelapan cara menumbuhkan stos kerja islami dengan memegang teguh prinsip-prinsip kerja tersebut maka kerjaan akan menjadi lancar aman terkendali serta dapat mendekatkan diri dengan Allah SWT. [3]

 Dengan meningkatkan etos kerja maka semangat dalam mencari rezeki itu akan meningkat. Pada masa pandemi ini, jangan menggunakan alasan pandemi untuk bermalas-malasan, tidak mau bekerja, tidak mau berusaha untuk meningkatkan ekonomi (Bagi kepala keluarga). Tetapi sebaiknya dalam masa pandemi ini semangat kerja harus ditingkatkan dengan memegang teguh 8 prinsip etos kerja. 

Jika tidak bisa bekerja karena terhalang pandemi maka carilah pekerjaan yang lain yang sesuai dengan kemampuan, cari jalan lain agar tetap bekerja. Alangkah lebih baik jika membuka peluang kerja sendiri seperti membuka usaha sendiri, menjadi konten kreator, freelancer, online shop, dan lainnya. Dengan memanfaatkan teknologi justru akan mempermudah dalam hal pemasaran produk usaha kita. Jadi, tidak ada kata malas, pengangguran, ataupun tidak punya pekerjaan. Karena urusan rezeki itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Masalah datang atau tidak rezeki itu, tergantung dari usaha kita dan amal perbuatan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun