Mohon tunggu...
Tyo Satriany
Tyo Satriany Mohon Tunggu... Buruh - Tinggal di Purwokerto

Pecinta Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2000 Orang Tewas dalam Pertempuran di Benteng Mesir

5 November 2021   18:57 Diperbarui: 8 November 2021   08:05 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Ada sebuah sungai yang cukup besar dan berarus deras bernama Klawing yang berhulu dari Gunung Slamet dan Pegunungan Serayu utara, mengalir melalui lembah dibawah perbukitan dan berkelokan keselatan seolah membelah Kabupaten Purbalingga, yang akhirnya bertemu dan bersatu dengan sungai Serayu di perbatasan Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas.

Didekat aliran sungai Klawing dan Suatu perbukitan inilah justru menyimpan kisah masa lalu yang turut mengisi perjalanan sejarah bangsa. Ada sebuah dukuh yang bernama Mesir yang masuk dalam wilayah desa Onje, kecamatan Mrebet, kabupaten Purbalingga, Dukuh ini menyandang nama yang sedikit aneh yaitu memiliki nama yang sama seperti nama suatu negara yang berada di benua Afrika, entah apakah ada suatu hubungan terkait atau hanya sekedar kebetulan belaka. Bila Mesir di benua Afika terkenal dengan Firaun beserta Piramidanya, lalu Mesir sebagai dukuh di Purbalingga ini hampir tidak dikenal kisah sejarahnya secara umum. 

Dukuh Mesir yang terletak di tenggara kota kecamatan Mrebet serta berjarak kurang lebih 5 km, dan di sebelah utara dari ibukota kabupaten Purbalingga. akses menuju dukuh Mesir ini terbilang lumayan sulit karena lokasinya yang berada di sebelah timur sungai Klawing, untuk menggunakan kendaraan roda empat harus dengan memutar dari utara terlebih dahulu. jalan yang cukup mudah dan dekat adalah dari desa Onje dimana ada Masjid Sayid Kuning dan juga makam Adipati Onje. 

Dari desa Onje ke arah timur ada sebuah jembatan kecil diatas sungai Klawing yang cukup hanya dilalui dengan kendaraan roda dua, setelah menyeberang sungai lalu mengarah keselatan menyusur jalan desa ditepian sungai Klawing, tidak begitu jauh lalu menyerong ke tenggara dengan kontur jalan yang cukup menanjak, tidak jauh dari situ akan sampai di sebuah belokan didalam dukuh dimana ada sebuah Gapura Bentar, sebuah bangunan dari batu bata merah yang identik seperti dari zaman Kerajaan Majapahit yang berfungsi sebagai pintu keluar masuk. Dibalik gapura bentar inilah berada sebuah situs sejarah yang  pada tahun 1986 pernah dilakukan penelitian serta penggalian oleh Badan Arkeologi.

Letak situs ini tampak lebih tinggi dibanding dengan badan jalan desa serta pekarangan yang berdiri rumah-rumah penduduk, setelah masuk lewat gapura kemudian naik lewat beberapa anak tangga, diatas ruas jalan setapak yang sempit dengan tatanan batu-batu. Cukup jauh dihingga hampir ke ujung dalam ditemui sebuah bangunan tertutup atap berbentuk Joglo dengan tiang-tiang kayu sekelilingnya. Di tiap pojok bangunan berbatas dengan halaman terdapat batu panjang posisi berdiri tertanan mirip seperti menhir dengan bentuk dan ukuran berbeda tiap pojok. 

Di halaman terdapat beberapa makam kuno, disamping depan sisi selatan terdapat sebuah sumur. Lokasi situs ini menempati lahan seluas 1 hektar, terlihat ada banyak pohon kelapa, pohon-pohon berkayu keras, serta pohon pisang selain itu ada juga tanaman warga. Cukup terkesan rimbun dan gelap, juga yang cukup aneh adalah ditanah yang luas, rata dan datar ini tidak ada satupun rumah warga atau pemilik tanah ini, apakah ada sesuatu yang menyebabkannya dan diketahui oleh masyarakat sekitar.

Dengan kontur tanah yang lebih tinggi dari pekarangan warga tampak terlihat jelas tempat ini membujur sepanjang sekira 100 x 100 meter baik di sisi utara yang memanjang ke selatan hingga sampai di tepi sungai Klawing, maupun sisi timur memanjang sampai berujung disebuah jurang, tampak jelas kalau tempat ini berada di sebuah bukit dan di seberang selatan terhampar pesawahan. Di pojok timur laut terdapat gundukan tanah yang menyerupai sebuah bastion, saat ditanyakan kepada warga jawabannya dahulu tempat ini adalah sebuah keraton dan benteng-bentengan. 

Tidak keliru memang informasi yang dimiliki oleh warga sekitar, bahwasanya menurut arsip dan data, dahulu pernah berdiri sebuah benteng di tempat ini, yang bernama benteng Mesir yang dibangun oleh Namrud, seorang buronan VOC dari Batavia. Namrud muncul di Mataram saat Amangkurat II berselisih dengan Pangeran Puger, Namrud lalu bersama dengan Raden Kajoran, bersekutu dan mendukung Pangeran Puger melawan serta memberontak kepada Amangkurat II.

Awalnya Namrud yang berasal dari Makasar dan Bali mendukung Pangeran Puger dan menikah dengan saudara perempuan dari istri Pangeran Puger, lalu di beri tempat yaitu di wilayah Banyumas untuk tinggal, tetapi akhirnya Namrud memusuhi Pangeran Puger. Setelah Pangeran Puger tunduk kepada Couper seorang Perwira VOC, dan pada 18 November 1681 di bawa beserta istri-istrinya dan Mantrinya menuju Mataram dengan perlindungan Pasukan VOC untuk berdamai dengan Amangkurat II.

Namrud yang telah membangun Pagger dan benteng, dan juga mengangkat diri sebagai Sultan Mesir, terus melanjutkan pemberontakan bersama pendukung dari pihak Kajoran. Couper lalu berpawai dari Bagelen dengan pasukan Eropa dan pasukan Jawa menuju Banyumas. 

Pada tanggal 15 Desember 1681, setelah melewati perjalanan yang sulit Couper sampai didepan Pagger dan langsung menyerbu, pertempuran berlangsung sengit dan keras yang tidak pernah terjadi dalam perang sebelumnya. Benteng diserbu dan dikuasai dengan menewaskan 2000 orang termasuk perempuan dan anak-anak, Namrud dan hampir semua pemimpin Kajoran tewas. pada tanggal 26 Desember 1681  Couper kembali ke Kartasura dengan membawa tahanan sebanyak 1500 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun