Mohon tunggu...
Hanantyo Wahyu Saputro
Hanantyo Wahyu Saputro Mohon Tunggu... Guru - Rakyat Biasa

Guru di SMK Bina Taruna Masaran Sragen

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nottingham Forest, Legenda yang Memudar

23 Mei 2020   14:42 Diperbarui: 23 Mei 2020   14:51 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nottingham Forest (Sumber Gambar: wallpaperflare.com)

Bicara tentang Liga Inggris, tentu saja erat dengan tim-tim yang terkenal dengan julukan Big Six, yang terdiri dari duo Manchester City - Manchester United, Liverpool, dan Trio London Arsenal - Chelsea -Tottenham Hotspur, dan tidak tertutup kemungkinan musim depan akan menjadi Big Seven, apabila akuisisi yang dilakukan oleh Putera Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman terhadap tim Tyneside, Newcastle United berjalan dengan lancar.

Kemungkinan besar apabila akusisi Muhammad Bin Salman tidak mengalami kendala, maka The Toon Army (Julukan Newcastle United) akan melakukan rekrutan besar-besaran, mengingat keluarga kerajaan Arab yang royal dalam membelanjakan uang. Namun apabila melihat pada sejarah Liga Inggris, ada satu nama yang yang mungkin jarang dikenal oleh bola mania yang lahir pada tahun 1990-an, yaitu Nottingham Forest, tim yang dinamakan sama dengan hutan markas Robin Hood. 

Bagi pecinta Liga Utama Inggris yang sudah berusia 30-an tahun, nama Nottingham Forest mungkin hanya sebatas tim yang beberapa kali terdegradasi dari Liga Utama Inggris, dan tim yang dijadikan lumbung gol oleh tim-tim papan atas.

Melihat sejarah, sebenarnya Nottingham Forest bukanlah tim yang tidak memiliki tradisi hebat di persepakbolaan Inggris, didirikan tahun 1865, dan memenangkan Liga Champions Eropa 2 kali berturut-turut pada musim 1978-1979, dan 1979-1980, di bawah asuhan pelatih fenomenal Brian Clough yang berduet dengan Peter Taylor, dengan pemain-pemain seperti Martin O'Neil, Frank Clark, Francis Trevor, Larry Lyold, Peter Shilton dan John McGovern. Brian Clough lalu memutuskan pensiun pada akhir musim 1992-1993 setelah Nottingham Forest terdegrasi dari dari Liga Utama Inggris.

Ironis bila melihat kondisi Nottingham Forest sekarang, dimana masih berada di Divisi Championship, padahal prestasi yang gemilang. Sebenarnya pada musim 1994-1995 saat mereka kembali lagi ke Liga Utama Inggris, mereka bisa finish di peringkat ketiga klasemen, dengan mengandalkan Stan Collymore di lini depan. Namun, tampaknya kekuatan uang tidak dapat dibendung lagi, setelah sukses bersama Nottingham Forest, musim 1995-1996 dia dibeli oleh Liverpool, dan membuat lini depan mereka melemah. 

Namun bek yang juga ayah dari Striker Borussia Dortmund, Erling Haaland, yaitu Alf-Inge Haaland masih tetap bertahan, dan akhirnya pada musim 1995-1996 mereka hanya finish di posisi kesembilan klasemen. Dan musim berikutnya adalah awal masa kelam mereka, dimana mereka terdegradasi meskipun diperkuat oleh striker asal Belanda Pieere van Hooijdonk, mereka berada di posisi juru kunci dengan 34 poin dri 38 pertandingan.

Comeback mereka pada musim 1998-1999 adalah yang terakhir mereka bermain di Liga Utama Inggris dalam 21 tahun ini, karena lagi-lagi terdegradasi dengan status juru kunci klasemen dengan 30 poin dari 38 pertandingan, dan 2 kali dibobol 8 kali ketika dikalahkan 0-8 oleh Newcastle United yang diwarnai dengan Quintrick Alan Shearer, dan kalah 1-8 di kandang sendiri dari Manchester United, yang diwarnai dengan Quattrick pemain pengganti  Ole Gunnar Solksjaer dalam tempo 13 menit. 

Sampai musim 2019-2020, Nottingham Forest belum juga berada di posisi yang "nyaman" untuk kembali ke Liga Utama Inggris, karena sampai pertengahan musim yang di-pause karena pandemi Covid-19 ini, posisi mereka masih di papan tengah klasemen Divisi Championship. 

Kembali ke Liga Utama Inggris terasa semakin sulit, terlebih lagi persaingan kekuatan finansial sepakbola di Inggris semakin "menggila", terutama sejak akuisisi yang dilakukan oleh Roman Abramovich terhadap Chelsea, dan kemudian Sheikh Mansour terhadap Manchester City, dimana mereka bisa dengan "seenaknya" membeli pemain dari klub-klub pesaing. 

Belum lagi Liverpool dan Manchester United yang juga memiliki kemampuan finansial yang yahud, sehingga bisa memborong pemain dari klub-klub kecil dengan harga fantastis, seperti yang dilakukan Manchester United terhadap Luke Shaw dari Southampton yang kabarnya dibeli dengan harga tak kurang dari 30 Juta Poundsterling pada tahun 2014.

Kisah Nottingham Forest tersebut memberikan gambaran bahwa sesuatu itu ada masanya, dan apabila tidak hati-hati dan tidak mampu bersaing, bukan tidak mungkin klub-klub besar yang saat ini berada di level Big Six suatu saat hanya akan menjadi tim yang hanya hilir mudik dari divisi ke divisi, mengalami promosi lalu terdegradasi seperti yang dialami oleh Nottingham Forest.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun