Mohon tunggu...
Adhityo N Barsei
Adhityo N Barsei Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Orang sering kesulitan memahami apa yang saya sampaikan. Mungkin lewat tulisan saya bisa memberikan pemahaman lebih sederhana

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Covid-19 dan Disrupsi

14 April 2020   09:32 Diperbarui: 14 April 2020   09:49 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurang lebih sudah sebulan lebih Covid-19 mewabah di Indonesia. Hingga saat ini, sudah 1,7 juta sudah terpapar Covid-19 di dunia dan seluruh Provinsi di Indonesia terinfeksi virus tersebut. Per tanggal 12 April 2020, sudah 4.142 kasus positif. Trend ini terus naik dari hari ke hari dengan rata -- rata penambahan per harinya 200 kasus. Meningkatnya kasus virus tersebut secara eksponensial memaksa pemerintah membuat kebijakan untuk menghambat dan mengurangi penyebarannya. Berbagai kebijakan sudah dilakukan oleh Pemerintah, seperti Social Distancing, Work From Home, dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Presiden Jokowi juga menghimbah agar seluruh warga untuk "Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah".

Sejak berjalannya kebijakan -- kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, banyak sekali terjadi perubahan -- perubahan signifikan. Akibatnya, aktivitas harian yang dilakukan langsung sekarang mau tidak mau harus dilakukan secara Virtual. Hal ini dikarenakan sifat wabah ini menular dari satu orang ke orang lain melalui berbicara jarak dekat, kontak fisik bahkan bersin atau batuk meskipun orang tersebut merasa baik -- baik saja atau tidak bergejala. Artinya, jika aktivitas harian kita dijalani seperti biasa dengan normal, maka kita akan berpeluang besar untuk tertular virus tersebut. Dengan kata lain : bagaimanapun aktivitas harian tetap berjalan meskipun kita #stayathome. Apa bisa?

Pandemi Covid-19 menjadi titik balik dari sebuah perubahan tata hidup manusia dalam skala besar. Mengapa titik balik? Karena Covid-19 berhasil merubah cara kita melakukan sesuatu dengan memanfaatkan teknologi saat ini. Misalkan di kantor saya yang menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan melaksanakan 90% metode pembelajaran klaksikal berubah total menjadi Distance Learning. Pembelajaran yang dilakukan dengan tatap muka langsung antara peserta dengan fasilitator, dalam kurun waktu 2 minggu sejak diberlakukan kebijakan "Work From Home", metode pembelaran kami berubah 180 derajat. Efektifkah?

Selain unsur kemajuan teknologi, Pandemi Covid-19 menjadi unsur penting dalam mendorong percepatan dan perluasan penggunaan teknologi di era disrupsi. Ibaratnya Covid-19 adalah NOSnya sebuah mobil untuk mempercepat akselerasi mobil agar cepat mencapai garis finish. Strategi menahan laju penyebaran virus ini secara tidak langsung menggeser aktivitas manusia yang awalnya dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya. Virus ini menghasilkan sebuah perubahan tatanan. 

Laju perubahan cara komunikasi dan pemanfaatan teknologi oleh manusia terjadi sangat cepat akibat dari wabah ini. Virus ini sudah melegitimasi kehidupan kita masuk ke dalam era disrupsi. Contoh lain adalah melakukan koordinasi secara virtual melalui zoom cloud meeting, pembelajaran sekolah melalui youtube tv, ujian menggunakan google form dan smartphone. E-commerce juga menambahkan pelayanan bisninsya dengan menyediakan kebutuhan pokok / sehari - hari. Perbankan juga sudah mulai serentak melakukan pelayanan online menggantikan fungsi teller

Tahun ini adalah tahun decoupling atau pelepasan aktivitas manusia cara lama ke cara baru dengan serba memanfaatkan teknologi. Ada masyarakat yang bisa beradaptasi dengan disrupsi ini ada pula yang akan tertinggal. Perilaku masyarakat yang digital ini otomatis akan merubah bisnis proses sektor produksi dan distribusi menjadi berbasis digital. Lalu bagaimana dengan bisnis atau ukm yang tidak bisa beradaptasi dengan era disrupsi ini? Apa mereka bisa survive? Mungkin hasilnya bisa kita lihat setelah wabah ini hilang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun