Apa yang paling dirasakan kalau pulang kerja naik angkutan terus selama di angkutan seperti bus dan commuterline berdiri sampai di tujuan. Apalagi kalau bukan berasa pegal. Pinggang rasanya kaku, betis kram, tapak kaki tegang banget. Rasanya kalau sudah pegal pengen langsung panggil tukang urut. Tapi apa mungkin malam-malam ada tukang urut yang mau, lagian nggak mungkin juga setiap pegal panggil tukang urut. Biasanya saya suka olesin balsam atau minyak angin buat ngurangin rasa sakit sementara waktu.
Pernah nyobain balsam yang super hangat tapi yang ada jadi perih di kulit karena terlalu panas. Pas banget hari ini ikutan acaranya Kompasiana Nangkring bersama Geliga Krim. Tertarik banget buat ikutan. Selama ini di rumah pakai balsam Geliga juga sih yang wadahnya dari kaca tepatnya botol kaca. Setiap malam sebelum tidur saya suka olesin lutut pakai Geliga ini. Baru tau kalau ternyata ada Geliga Krim.
Saya penasaran apa bedanya Geliga Krim dengan balsam Geliga yang biasa saya pakai. Kalau teksturnya jelas beda ya, yang satu krim yang satu balsam. Gimana dengan kegunaan dan keunggulannya ya.
Geliga Krim ini efektif digunakan untuk merdakan pegal-pegal, nyeri punggung, pundak, persendian, keseleo, kram dan masalah otot lainnya. Baik juga digunakan sebelum beraktivitas dan berolahraga. Keunggulan Geliga Krim panasnya lebih terasa, krim cepat meresap, tidak lengket dan tidak berbekas, dan design kemasannya elegan dan modern.
Di Nangkring Kompasiana malam ini hadir juga Ryuji Utomo, pesepak bola Persija Jakarta. Ryuji sebagai pesepak bola tentu pernah merasakan yang namanya pegal dan cedera saat bermain bola. Bahkan saat tanding melawan Singapore di Brunei tahun 2014 pernah mengalami retak di engkel. Untuk recovery memerlukan waktu selama 3 bulan.Â
Sekarang untuk mencegah cera Ryuji sering mengoleskan krim otot seperti Geliga Krim, jadi krim otot bukan digunakan saat cedera saja. Selain mencegah cedera krim otot dipakai sebelum latihan untuk mempercepat pemanasan.