Mohon tunggu...
Tutut Sriwulan
Tutut Sriwulan Mohon Tunggu... Mahasiswa

NOT YET

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Sampah Jadi Berkah, Mahasiswa KKN UNEJ Sulap Sampah Dapur Jadi Pupuk Organik Cair, Warga Antusias Ikut Praktik

3 September 2025   21:35 Diperbarui: 3 September 2025   21:35 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi dan Demonstrasi POC "BERKAH : Bersama Kelola Sampah" di Balai Desa Grujugan Lor (Sumber: Dokumentasi Pribadi))

Bondowoso, 13 Agustus 2025 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unej Membangun Desa (UMD) Universitas Jember melaksanakan program inovatif di Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso. Melalui program unggulan BERKAH (Bersama Kelola Sampah), para mahasiswa menyulap limbah dapur rumah tangga dan pasar menjadi Pupuk Organik Cair (POC) yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian.

Program ini hadir sebagai jawaban atas dua persoalan utama masyarakat yakni penumpukan sampah organik serta tingginya biaya pupuk kimia. Dengan memanfaatkan limbah organik seperti kulit buah, sayuran, kol, kulit nanas, hingga pelepah pisang, mahasiswa menunjukkan cara sederhana mengolah sampah menjadi pupuk cair yang mampu meningkatkan kesuburan tanah sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Dalam sosialisasi yang digelar di balai desa pada pekan keempat, warga diajak praktik langsung membuat POC menggunakan bahan utama berupa sampah dapur, air, molase atau gula merah cair, serta EM4 (Effective Microorganisms 4) untuk mempercepat proses fermentasi. Sampah organik dicacah kecil-kecil, dimasukkan ke dalam wadah tertutup seperti galon bekas, lalu dicampur dengan larutan fermentasi. Wadah tersebut didiamkan selama 2--3 minggu di tempat teduh hingga menghasilkan pupuk cair berwarna cokelat gelap yang tidak berbau menyengat.

"Kami ingin masyarakat lebih mandiri mengelola sampah rumah tangga. Selain mengurangi bau dan timbunan sampah, hasilnya juga bisa dipakai untuk kebun dan tanaman," ujar Fakhrul, Koordinator Kelompok KKN.

Kegiatan ini disambut antusias warga. Banyak yang tertarik mencoba karena metode pembuatan POC tergolong mudah dan murah. Kepala Desa Grujugan Lor, Abu Hassan, menyampaikan apresiasinya dan berharap program BERKAH dapat berlanjut serta menjadi kebiasaan baru masyarakat dalam mengelola sampah.

Lebih jauh, program BERKAH dipandang relevan dengan kondisi desa, di mana lebih dari 60 persen warganya bekerja sebagai petani. Inisiatif ini tidak hanya mengajarkan pengelolaan limbah, tetapi juga strategi holistik untuk mendorong kemandirian petani, mengurangi biaya produksi pertanian, serta memperbaiki kesehatan tanah secara jangka panjang.

Meski begitu, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah kebiasaan petani yang masih bergantung pada pupuk kimia karena dianggap memberi hasil instan. Oleh karena itu, keberlanjutan program memerlukan dukungan pemerintah desa serta lembaga terkait agar dapat terinstitusi dengan baik dan menumbuhkan rasa kepemilikan di tingkat komunitas.

Dengan inovasi ini, mahasiswa KKN tidak hanya memberikan ilmu praktis, tetapi juga membawa konsep ekonomi sirkular ke tengah masyarakat. Sampah yang sebelumnya dianggap tak berguna kini diolah menjadi sumber daya bermanfaat, sekaligus menjadi solusi lokal berkelanjutan untuk tantangan lingkungan dan ekonomi yang dihadapi petani Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun