Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Serunya Sahur dan Buka Bersama Ala Anak Kos

27 Mei 2018   10:04 Diperbarui: 27 Mei 2018   10:18 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://hellosehat.com

Tidak terasa sepuluh hari pertama bulan Ramadhan telah terlewati. Undangan buka bersama pun telah datang silih berganti. Ada yang berasal dari teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman kelas, se-genk, organisasi, kepanitiaan, dan lain-lain. Bahkan dalam waktu satu minggu undangan buka bersama bisa berderet tiga sampai empat. Kalau sudah begini, siap-siap saja dompetmu mampat!

Dari sekian banyak buka bersama, yang paling berbeda bagi saya adalah tidak bersama keluarga. Hal ini terjadi semenjak saya memutuskan merantau untuk berkuliah di lain kota. Dulu, ketika waktu berbuka tiba, saya hanya membantu ibu menyiapkan makanan, lalu duduk di depan televisi hingga adzan berkumandang. Kini, tidak ada lagi ibu yang tengah memasak di dapur atau adik yang bisa disuruh untuk membelikan takjil, jadilah saya yang harus menyiapkan semuanya sendiri.

Siapkan hidangan berbuka sendiri

Sebagai anak kostan yang terkenal praktis dan tidak mau ribet, saya jadi terbiasa dengan 'membeli' hidangan berbuka. Selain malas untuk memasak, ibu kostan saya juga tidak nyaman dengan dapur yang sering dipakai. Alhasil capcussss ke warteg atau foodcourt!

Serunya berbuka dengan anak kostan adalah kamu bisa saling nitip jika sedang mager alias malas gerak. Sebenarnya ini kebiasaan buruk ya, Kompasianer. Namun sebagai manusia, tetap ada saatnya di mana kita merasa enggan untuk memindahkan badan, apalagi jalan ke luar untuk membeli makan. 

Satu-satunya teman saya yang membawa motor biasanya akan menawari boncengan untuk menuju warung makan. Tidak jarang juga kita akhirnya cengtri a.k.a bonceng tiga. Untung saja jarak antara kostan dan warung makan tidak terlalu jauh, karena jujur saja saya masih punya urat malu, walaupun memang seru. Heu heu heu.

Bertukar cerita dan tarawih bersama

Sumber: http://braylarouche.com
Sumber: http://braylarouche.com
Selesai membeli makan, kami terbiasa berkumpul di satu meja untuk menunggu adzan maghrib berkumandang. Aktivitas yang tidak pernah terlewatkan ketika menunggu waktu berbuka adalah bertukar cerita. Karena kostan yang saya tempati dihuni oleh mahasiswa dari beragam jurusan dan prodi,seperti akuntansi, perbankan, elektro, sipil, hingga mesin, alhasil ada saja cerita baru yang kami perbincangkan.

Selesai makan, biasanya kami kembali ke kamar masing-masing untuk shalat maghrib dan mengaji. Ketika adzan isya berkumandang barulah kami bersiap untuk menjalani shalat isya dan tarawih bersama di masjid terdekat. Selesai tarawih, kami membagi tugas untuk memasak nasi. Setelah itu, kami menjalani aktivitas masing-masing. Ada yang lanjut belajar, mencuci, atau justru langsung tidur (termasuk saya sendiri).

Saling membangunkan saat sahur

Satu hal lagi yang tidak boleh terlewatkan di bulan Ramadhan adalah momen sahur. Sewaktu masih di rumah, ketika sahur tiba, saya langsung dibangunkan orang tua untuk meyantap makanan yang sudah terhidang di atas meja. Yang perlu saya lakukan hanyalah cuci muka, cuci tangan, dan bergegas makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun