Astaga, pemirsa. Kita punya jagoan masih tertinggal seorang lagi. "Siaap, Ndan." Z masih kaku menahan motor. Sejak tadi rupanya dia tetap dalam posisi sedang mengendara. Ini anak IPS kenapa lagi?
"Parkir motormu di situ, kamu juga ke pos."
"Waduuh, Pak.."
"Kamu bawa pulpen?"
"Kenapa, Pak." Pulpen? Bukannya SIM?
"Ya sudah, ke pos saja. Ayo, cepat ke pos!" Si bapak mulai kesal. Hampir saja karet hitam itu melayang lagi. "Parkir motormu di situ!"
"Ampun, Pak, Maaf. Ini motor bapak saya" jawab Z memelas. Sedih. "Apaaa?"
Plaaaaaaak! Akhirnya tongkat itu pecah juga di kepala. Bersama benjol berwarna biru, Z berlari cepat menuju pos.Â
"Kamu kenapa?" tanya B, "kok sampe biru begitu?" tanya B terheran-heran.
"Kenapa kalian gak ngasih tahu kalau ditanya punya pulpen?"Â
Z merintih, entah kepada siapa. Gantian A dan B yang merasa bersalah. Coba kalau kita tidak merayakan kelulusan, pasti masih membawa pulpen. Hmmmm.***
Â