Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Jangan Lupa Bahagia", Gen Z, dan Spekulasinya

16 Oktober 2017   09:44 Diperbarui: 17 Oktober 2017   07:53 2967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: HR in Asia

Jangan Lupa Bahagia!

Anda yang memiliki masa kecil dengan perburuan ikan di selokan sesudah pulang sekolah atau menikmati jam-jam yang habis di depan cerita Nirmala dan tongkat ajaibnya mungkin risih dengan kalimat di atas. Apalagi Anda yang lahir sejak zaman perseteruan ideologi dan pertengkeran negara-negara imperial, mungkin merasa, hidup ini kok terlalu lama sehingga harus disuguhi keganjilan generasi. 

Slogan Jangan Lupa Bahagia mungkin telah tampil sebagai dramatisasi hidup yang remeh. Terlebih jika melihat ia ditampilkan lewat panggung banal social media, lewat status dan foto-foto setiap detik, serta viral-viral yang menyertainya. Seolah-olah saja, "orang-orang zaman Now" sedang menanggung hidup yang sedemikian sibuk, berat dan saling memangsa. Hidup di zaman sekarat!

Dasar mental Memble! Umpat seperti ini mungkin pernah Anda ucapkan. Hidup bergerak maju dan yang Anda sebut Gerombolan Memble itu yang akan menghidupinya. Bahkan, beberapa dari generasi Anda kini malah ikut-ikut termemblekan. 

Tahun 2015 kemarin, Cocacola, melansir satu hasil studi berjudul Why Generation Z is Choosing Happiness. Merek yang sudah berdiri sejak 1800an ini ingin mengetahui apa yang dimaknai sebagai kebahagiaan generasi kekinian dan yang membedakan dengan sebelumnya. Apa yang bisa dipelajari dan bagaimana masyarakat mendukungnya. 

Dikatakan dalam laporan tersebut, studi ini melibatkan 3.331 remaja (kisaran umur 15-19 tahun) di delapan pasar Eropa. Inggris, Irlandia, Perancis, Belgia, Belanda, Denmark, Swedia serta Norwegia untuk melihat dari perspektif remaja. Kemudian ada diskusi panel antara perwakilan remaja yang berpengaruh dengan ahli.  

Apa yang mereka laporkan di sana?

72% remaja percaya bahwa kebahagiaan adalah pilihan, bukan kesempatan. 96% bahkan mengatakan jika mereka melakukan sesuatu di beberapa tahun terakhir untuk merasa bahagia. Menariknya, perburuan bahagia ini bukanlah sesuatu yang individual. 89% dari remaja-remaja itu setuju jika teman-teman mereka bahagia, perasaan yang sama akan dirasakan. Hal menarik lain, 83% dari remaja itu merasa hal yang berat dalam hidup mereka adalah membuat keputusan yang benar dimana 64% menyuarakan jika mereka butuh dukungan.

Informasi statistik lainnya adalah 87% dari remaja yang mewakili 8 pasar utama Eropa itu bersepakat jika memilih bahagia jauh lebih penting dari apapun yang dilakukan dalam hidup. Sumber utama kebahagiaan bagi mereka berasal dari pertemanan 51%, keluarga dan lingkungan terdekat 42% dan sisanya ada di sekolah. 

Bagaimana dengan uang? Hanya 2% yang bilang uang adalah segalanya. Kebahagiaan bagi mayoritas Generasi Z adalah tentang menghargai hal-hal kecil dalam hidupmu!

Bagaimana melihat statistik-statistik ini dalam terang penjelasan yang lebih besar? Silahkan dibaca sendiri laporan itu. Saya tidak akan banyak mengacu ke sana. Saya akan mengembangkan penjelasan spekulatif sendiri. Karena sumbernya terbatas maka jadikan saja semacam provokasi awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun