Majalengka, saya buram bila menyebut kota ini, Meski tak terlalu jauh dari jakarta, jujur tak pernah sekalipun saya menginjak kota yang konon terkenal sebagai penghasil durian di Jawa Barat. Sebagai Durian Traveler, Majalengka begitu menggelitik keinginan saya untuk singgah, betapa tidak Majalengka adalah daerah sentra pembibitan buah-buahan tertua di indonesia saya membayangkan bisa menemukan berbagai varietas buah buah buahan unggulan terutama durian dikota yang terletak kira 200 km dari kota Jakarta ini.
meranum.
"Itu jambu unggulan saya lupa namanya, kalau mau, petik aja. Kalau disana Durian Perwira" sambil menunjuk pohon setinggi 7 meter sedang berbuah lebat.
Sambil menikmati manisnya jambu, saya memasuki kawasan agro Durian Perwira. Durian Perwira adalah durian ungulan dari desa ini. Durian lumayan besar dengan bokong berbintang mirip durian Musangking. Dagingnya tebal dengan biji yang kempes. Rasanya legit, dengan sentuhan pahit yang kental. Saking enaknya durian ini dilepas tahun 1992 oleh pemerintah sebagai durian unggulan nasional.
Wisata agro durian Perwira terletak di lahan seluas 15 hektar dan sudah ditanam 1500 durian perwira. begitu masuk gerbang, mata kita langsung dimanjakan ratusan pohon durian perwira. 1500 pohon durian dengan usia 3 hingga 20 tahun mengenapi indahnya pemandangan lembah dan gunung yang menghampar.Â
Di lereng gunung terlihat bunga sedang bermekaran sedangkan dilembahnya puluhan pohon berbuah lebat, tali-tali rafia terlihat sudah mengikat pertanda sebentar lagi akan panen.
"Itu pohon yang saya tanam pertama", sambil menujuk pohon setinggi kurang lebih 12 meteran. Ada 50 buah saya tanam. Tapi memang buahnya agak telat usia 7 tahun baru buah. Berbuah pertama saya kaget pak, buahnya jauh dari induk pertama. Bijinya gede warna kuramg memuaskan, setelah, 3 tahun ada perubahan durian lebih baik warnanya juga kekuning kuningan ya alhamdulillah sampai saat ini sudah berpuluh puluh tahun sekarang hampir 90 persen kembali ke induk yamg pertama, bijinya satu butir itu kempes hampir semua, daging semua manisnya juga sudah full sudah ngikut ke pohon induk yamg pertama. Jadi buah pertama dan buah kedua kurang bagus baru setelah itu di tahun ke-3 berubah sebagus pohon induk. Itu yang terjadi di lapangan". kata dia santai..
Saya terbengong mendengar kesabaran beliau menunggu hingga 10 tahun baru bisa menikmati hasil kalau saya pasti sudah pasti saya penggal pohon durian perwira dan diganti dengan varietas lain.
"Kalau durian perwira enggak seberapa kendalanya. Karena hama untuk durian lokal ndak seperti durian Montong, Montong riskan penyakit, paling kalau ada hama baru disemprot, disini pengairan aja jauh, kita ambil air itu sampai 5 kg untuk pengairan lahan 5 hektar tapi karena semangatnya kelompok dan semangat pengembang, alhamdulilah sampe saat ini masih utuh belum ada yang mati dan bagus masih normal.
"Kalau pohon induknya ada di deket sini, mau kesana ayuk saya antar" kata beliau.
Induk durian perwira letaknya teryata tak jauh dari jalan raya, melewati jalan kecil kami parkir disebuah halaman yang cukup luas, "Itu pohonya", sambil menunjuk pohon durian dengan tinggi lebih dari 20 meter, Yudi teman saya yang asli Majalengka langsung memeluk pohon durian, tangannya tak cukup panjang untuk menggapai diameter pohonya.