Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Barak Militer ke Tenda Banjir: Cerita Tak Terlupakan KMD Pramuka Nasional

14 Agustus 2025   21:11 Diperbarui: 15 Agustus 2025   11:49 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan Pembukaan kegiatan KMD Tingkat Nasional tahun 2014. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari)

Dari Barak Militer ke Tenda Banjir: Cerita Tak Terlupakan KMD Pramuka Nasional 

Tahun ini, Gerakan Pramuka merayakan ulang tahun ke-64. Di tengah perayaan ini, ingatan saya kembali pada sebuah pengalaman berharga yang mengubah cara pandang saya tentang persaudaraan, kedisiplinan, dan kesiapan hidup: Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka Tingkat Nasional, 26 Oktober–1 November 2014, di Secapa AD Bandung.

Kini, genap sudah 11 tahun berlalu sejak pertama kali saya menginjakkan kaki di lingkungan militer yang tegas itu. Dari barak yang dingin, olahraga subuh bersama, makan berkelompok, hingga malam hujan deras yang membanjiri tenda di Cikole, semuanya menjadi pelajaran hidup yang tak lekang dimakan waktu.

Saya mencoba mengenang kembali dengan mencari dokumen dan foto-foto yang tersisa. Saya membongkar isi file di komputer dan laptop lama, hingga akhirnya menemukannya di sudut folder hard disk eksternal. Gambarnya memang buram, diambil dengan kamera HP seadanya pada masa itu. Tapi justru di situlah letak nilainya, otentik. Setiap pikselnya menyimpan cerita, setiap blur-nya menyembunyikan tawa, peluh, dan rasa lelah yang saat itu terasa manis untuk dikenang.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat Pembinaan SMA, bekerja sama dengan Gerakan Pramuka. Peserta datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk saya yang berangkat dari Lampung, membawa semangat, namun juga rasa gugup karena tidak mengenal siapa pun sebelumnya.

Kegiatan pemberian materi. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari)
Kegiatan pemberian materi. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari)

Hari-Hari di Barak Militer

Kami tidur di barak panjang berderet dengan loker-loker rapi. Suasana disiplin terasa sejak langkah pertama. Pagi-pagi sekali, suara terompet membangunkan kami untuk olahraga lari pagi, push-up, hingga senam kebugaran. Peluh bercucuran, tapi semangat tak pernah surut.

Barak tempat tidur peserta kegiatan. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari)
Barak tempat tidur peserta kegiatan. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari)

Makan pun dilakukan berkelompok, duduk rapi di meja panjang. Menu sederhana terasa begitu nikmat karena disantap bersama. Dari sinilah canda tawa mulai mencairkan rasa canggung, mengubah orang-orang asing menjadi kawan seperjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun