Mohon tunggu...
Gian Darma
Gian Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

seorang yang suka seni dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengikat Bangsa Kita adalah Perbedaan

14 Maret 2019   05:42 Diperbarui: 14 Maret 2019   05:58 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada fenomena yang menarik seama beberapa tahun terakhir ini soal kontroversi boleh tidaknya seseorang mengucapkan selamat merayakan hari raya umat lainnya. Bahkan pernah lembaga Agama Negara memberikan fatwa soal itu; bahwa memberikan ucapan seperti itu boleh atau tidak.

Kontroversi ini begitu sensitifnya sehingga memicu banyak tokoh untuk memberi komentar. Hal ini justru memicu perdebatan panjang dikalangan masyarakat yang nota bene tak tahu soal aturan hakiki soal agama. Tapi mereka (yang tidak tahu itu) terus memberikan pendapatnya, sehingga tak jarang situasi sosial kemasyarakatan menjadi runyam.

Fenomena perbedaan itu (dan kemudian terus diperuncing) memang terjadi selama beberapa tahun ini tidak terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. Bahkan satu sampai dua dekade sebelumnya, bisa dikatakan umat di Indonesia hidup dalam keadaan rukun dan berusaha saling menghormati satu sama lain. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Saling tolong menolong .

Jika satu orang merasa susah atau dilanda musibah semisal ada bencana alam, gunung meletus atau banjir di beberapa lokasi, orang Indonesia tak segan untuk memberi pertolongan, dukungan dan bantuan. Tak hanya sehari tapi mungkin berhari-hari. Jika pemerintah belum bisa memberikan jalan keluar atas musibah itu, maka masyarakatlah yang akan turun tangan. Dalam ranah ini, jarang sekali mereka bersikap tak peduli dengan orang lain itu. Dan ini terjadi selama banyak kejadian selama kurun waktu beberapa dekade.

Tapi sekarang seringkali orang ingin menolong hanya dengan kaum (pemeluk agama ) yang sama. Hanya peduli dengan sesama yang sama agamanya dengan dia. Itu tercermin katika ada musibah, seseorang Tanya agamanya terlebih dahulu , baru mau menolong. Fenmena itu tertangkap ketika menjadi viral di media sosial.

Tentu saja fenomena ini membuat kita prihatin karena pada dasarnya menolong atau peduli terhadap orang lain merupakan dasar kita berhubungan sebagai sesame. Pertolongan tak perlu hanya beraku kepada oranglain dalam satu agama. Jika mereka butuh pertolongan, kita wajib untuk menolongnya.

Dalam konteks perbedaan ini kita harus kembali mengingat bagaimana bangsa kita ini dibangun. Yaitu berdasar perbedaan wilayah, perbedaan etnis, bahasa dan lain sebagainya. Juga perbedaan agama. Semua perbedaan menjadi dasar bangsa kita membangun bangunan besar bernama Indonesia. Perbedaan itu diikat dengan semangat  dan cita-cita yang sama.

Karena itu kita harus terus menerus sadar akan hal ini. Perbedaan bukan hal yang layak dipersoalkan di Negara kita ini karena perbedaan ada unsure pembangun dan pengikat kita sebagai Negara kesatuan Republik Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun