Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY, Hantu Kudeta, dan Ujian Kepemimpinan

2 Februari 2021   11:32 Diperbarui: 3 Februari 2021   10:53 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono | Foto: ANTARA (Muhammad Adimaja) via KOMPAS.com

Di saat negeri ini sedang sibuk dan pusing mencari cara untuk mengatasi pandemi Covid-19, tiba-tiba kemarin, Senin (1/2/2021), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bicara soal adanya pihak di lingkaran istana yang hendak melakukan kudeta di tubuh Partai Demokrat.

Kudeta yang dimaksud di sini adalah pengambilalihan jabatan AHY selaku ketua umum, untuk diisi oleh yang bersangkutan, dan Partai Demokrat akan dijadikan sebagai kendaraan politik menuju Pilpres 2024. Siapakah yang bersangkutan itu?

Secara terang, AHY tidak menyebutkan nama. Akan tetapi, setelahnya, beberapa kader dan pengurus Partai Demokrat mengungkap nama mantan Panglima TNI yang kini menjabat Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) TNI Moeldoko.

Dalam pidatonya, AHY menjelaskan, keinginan Moeldoko difasilitasi segelintir kader dan mantan kader Partai Demokrat. Mereka sekian kali bertemu Moeldoko membahas situasi internal Partai Demokrat. Gerakan kudeta disinyalir dilakukan secara sistematis.

Sebenarnya, tidak hanya itu, AHY juga mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk kemudian memberikan klarifikasi benar tidaknya Moeldoko mau mengkudeta AHY.

Mengaku mengirim surat, tidakkah AHY bermaksud menunggu balasan dari Presiden Jokowi? Mengapa tidak ditunggu apa hasilnya? Bukankah dengan bicara di hadapan publik, AHY otomatis membatalkan pengiriman surat? Sungguh kurang bijak, bukan?

Maka menurut saya, dengan mengetahui AHY bertindak begitu, sebaiknya Presiden Jokowi tidak perlu lagi menanggapi. Surat dibuang saja ke tong sampah. Buat apa dibaca dan ditanggapi, toh AHY dan Partai Demokrat sudah menggelar perkara di depan umum.

Mendengar pernyataan AHY dan Partai Demokrat ini, menjadi jelas pula bagi saya makna dan arah cuitan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sehari sebelumnya, Minggu (31/1/2021), di mana masih teka-teki.

Berikut bunyi cuitan SBY: "Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu 'the good', 'the bad' & 'the ugly'. Kalau tidak bisa menjadi 'the good' janganlah menjadi 'the ugly'. *SBY*".

Tegasnya, cuitan SBY ternyata menjadi pengantar pernyataan AHY, dan membuka misteri perihal siapa sosok pemegang kekuasaan politik di pemerintahan yang dianggap abai moral dan adab.

Respon Moeldoko dan Pesan "The Good" SBY

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun