Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Brand dan Produk: Boleh tapi Jangan Sembarangan

30 Januari 2021   18:04 Diperbarui: 31 Januari 2021   08:00 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi like and dislike | Gambar: medpagetoday.com

PT. Eigerindo Multi Produk Industri atau Eiger jadi buah bibir beberapa hari ini. Dibicarakan bukan terkait spesifikasi atau kualitas produk yang mereka miliki, melainkan soal kesalahan dalam berkomunikasi terhadap pelanggan.

Kesalahan yang dimaksud, di mana diakui sendiri internal Eiger, yakni penyampaian tidak tepat atau sebutlah "protes ringan" dalam bentuk surat keberatan kepada salah seorang YouTuber yang me-review (mengulas) produk kacamata lewat video.

Eiger menyoal kualitas video, bunyi atau suara mengganggu, serta lokasi pengambilan video oleh sang YouTuber. Usai melayangkan surat, diunggah terbuka sang YouTuber ke media sosial, dan kemudian ditanggapi buruk netizen, akhirnya Eiger meminta maaf melalui surat klarifikasi.

Masalah selesai. Agaknya kedua belah pihak (Eiger dan sang YouTuber) tidak akan membawa persoalan ke ranah hukum, meski di media maya masih ramai diperbincangkan.

Pertanyaannya, boleh enggak sih seseorang mengulas sebuah brand dan produk? Saya membagi jadi dua, brand dan produk, sebab penjual dan pembeli tidak hanya berurusan dengan salah satunya. Kecuali memang produk tidak memiliki label identitas.

Produk pun sebenarnya berwujud barang dan jasa. Maka, ketika sebuah produk berlabel (brand), yang dijual dan dibeli kedua-duanya, brand sekaligus produk (barang atau jasa). Jangan diabaikan salah satunya. Itu satu paket.

Kembali lagi, boleh atau tidak mengulas produk (dan brand)? Hemat saya, boleh. Tetapi bukanlah kewajiban. Boleh dilakukan bilamana dianggap perlu, demi kebaikan bagi penjual dan pembeli (lain), serta ada batas-batasnya.

Mengulang: boleh untuk kebaikan. Maknanya, jika tidak perlu, seharusnya jangan dilakukan. Sehingga, menurut saya, ulasan sang YouTuber mestinya tidak dipersoalkan pihak Eiger. Toh ulasan tidak mengandung keburukan. Menyoal video, kualitas, dan cara pengambilan tidak beralasan.

Karena di atas saya katakan boleh dilakukan, maka hal berikut yang wajib dipahami dan dipertimbangkan yaitu, tujuan memberi ulasan. Apakah betul untuk kebaikan atau sebaliknya. Itulah kenapa saya menulis "boleh tapi jangan sembarangan".

Maksudnya begini. Hak atas sebuah brand dan produk tidak hanya dimiliki pembeli atau pengguna, tetapi juga produsen atau penjual. Seseorang terikat pada kewajiban moral manakala hendak mengulas.

Harus diakui, terkadang ada seseorang yang tidak paham betul mengenai produk atau brand, namun begitu berani mengulas. Akibatnya, ulasan tidak objektif dan sulit dipertanggungjawabkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun