Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menanti Aksi Ilmuwan Indonesia terhadap Ancaman Virus Corona

26 Januari 2020   20:31 Diperbarui: 26 Januari 2020   22:37 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Corona | Gambar: KOMPAS.com/bbc.co.uk

Meskipun belum ada perkembangan hasil riset terbaru yang menggembirakan terkait penanganan virus Corona, sejak awal Januari lalu, bersama Koalisi untuk Kesiapsiagaan dan Inovasi Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI), University of Quensland (UQ), Australia, disebutkan tengah menginisiasi pengembangan vaksin virus Corona dengan teknologi biomedis mutakhir.

Dalam menjalankan misinya, CEPI dan UQ menggelontorkan dana senilai 15,4 juta dolar Australia (setara Rp 140 miliar). Entah sudah bisa disebut sebagai angin segar atau belum, pengembangan vaksin diperkirakan baru akan rampung sekitar 6 (enam) bulan ke depan. Berarti, sepanjang penelitian, korban terpapar kemungkinan terus bertambah.

Mengapa ilmuwan Indonesia tidak mengadakan penelitian serupa? Bukankah cukup banyak universitas yang sebenarnya mumpuni melakukannya? Haruskah menunggu ada korban dulu di Indonesia? Harusnya ilmuwan Indonesia tidak berpangku tangan. Maka di sini, betapa penting pula dorongan dari pemerintah dan pihak kampus.

Seandainya pun ilmuwan Indonesia tidak sanggup mengadakan penelitian mandiri di tanah air, mestinya mereka berkenan dan senang hati berkolaborasi dengan para ilmuwan negara lain. Apakah aktivitasnya dilakukan di dalam negeri atau pun di luar negeri. Dan sebagai bentuk dukungan penuh, pemerintah wajib menjamin pendanaan.

Pembasmian wabah virus Corona merupakan tanggung jawab semua negara. Masing-masing wajib mau berlomba mengakhiri ancaman bencana. Tidak boleh ada satu pun negara yang berpangku tangan menerima nasib, berharap mendapat sumbangan hasil riset dari negara lain tanpa berkeringat, atau ogah terlibat karena belum jadi korban.

***

Referensi: [1] [2] [3] [4] [5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun