Tubagus Encep
Kampung Domba Terpadu (KDT) berada di Cinyurup, kelurahan Juhut Kecamatan Karang Tanjung Pandeglang Banten. Kawasan ini terletak di hutan lindung lereng Gunung Karang dengan ketinggian 250-700m diatas permukaan laut, memiliki luas wilayah 387 ha, dibagi ke dalam 6 RW/28 RT, 1383 KK dan dengan jumlah penduduk sebanyak 6191 orang. Sebagian wilayah bertopografi miring/lereng, serta curah hujan sekitar 2000 mm/tahun dengan iklim tipe B1(klasifikasi Oldeman). Adapun mata pencaharian penduduk sebelum kawasan kampung domba terbentuk adalah 41% sebagai tukang, 24% buruh tani, 13% petani pemilik, dan selebihnya sebagai pegawai, buruh kasar dan pedagang.
Kawasan Kampung Domba Terpadu (KDT) yang berdiri pada tahun 2004 ini dulunya hanyalah sebuah kampung terpencil yang tidak begitu dikenal. Namun sejak kampung ini ditetapkan menjadi kawasan Kampung Domba Terpadu(KDT) yang berintegrarsi dengan tanaman sayur, tanaman pangan dan Talas beneng, kini kampung ini dikenal luas secara nasional dan internasional. Ini dibuktikan dengan terpilihnya kampung ini menjadi tempat dilaksanakannya Jambore Internasional pada tanggal 26-28 Maret 2013. [caption id="attachment_269491" align="aligncenter" width="300" caption="Jambore Internasional di kawasan Kampung Domba (dok. Ajie Quinn)"][/caption]
Teknologi yang diintroduksikan di KTD adalah 1. Bibit domba komposit unggul, 2. Teknologi breeding-sistem perkawinan, 3. teknologi reproduksi – sinkronisasi berahi, 4 teknologi pakan, 5. teknologi penanaman hijauan pakan ternak, 6. teknik recording, 7. teknik perkandangan serta 8. pemanfatan pupuk organik. Ternak domba dipelihara dengan sistem ”cut and carry” didalam kandang yang terbuat dari lantai, dinding, dan tempat pakan terbuat dari papan afkir, dengan atap genteng atau rumbia. Domba yang dipelihara pada umumnya domba lokal dan silangannya dengan domba garut. Ternak domba lokaltumbuh lebih lambat dibandingkan dengan domba unggul hasil persilangan Baitnak. Balitnak menghasilkan empat domba unggul yaitu: domba komposit Sumatera, domba komposit Garut, Barbados Cross, dan domba St. Croix, dan keempat domba unggul tersebut telah diintroduksikan ke kampung Cinyurup. Dengan demikian, maka kampung Cinyurup adalah satu-satunya kampung di Indonesia yang memiliki empat domba unggul tersebut.
[caption id="attachment_269509" align="aligncenter" width="300" caption="Cluster kawasan KDT di masa mendatang. "]

Keberhasilan penduduk Cinyurup mengelola kawasan terpadu ini memancing minat berbagai elemen masyarakat untuk datang dan melihat sendiri indahnya desa ini yang dikelilingi berbagai tanaman sayur dan banyaknya ternak domba yang dikelola penduduk Cinyurup.
Pada tahun 2008 telah dibentuk pula kelompok Sadar Wisata sebagai bentuk apresiasi pemuda di kampung tersebut untuk terus mengembangkan kampungnya bukan saja sebagai kampung pengahasil ternak domba, penghasil aneka sayuran tetapi juga untuk terus mengenalkan daerah ini sebagai daerah wisata budaya. Karena di kampung yang terletak di lereng gunung karang ini juga terdapat peninggalan kerajaan sunda yaitu Batu Bedil, sumur tujuh, Pahoman dan banyak peninggalan masa lalu lainnya.
[caption id="attachment_269507" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana di kampung Domba Pandeglang (gambar: Dok. Ajie Quinn)"]

Untuk mencapai kampung tersebut, pembaca bisa menempuhnya lewat jalur Serang menuju kota Pandeglang. Anda bisa melalui jalur kampung Juhut, kecamatan Karang Tanjung atau kampung Cihaseum Pandeglang. (Saya siap menyediakan penunjuk jalan (guide) bila teman kompasianer berniat berkunjung ke lokasi sambil menyusuri indahnya panorama Gunung Karang Pandeglang. hehehehe......)
Sumber pustaka; http://balitnak.litbang.deptan.go.id