Mohon tunggu...
Tsaniya Putri
Tsaniya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia prodi Pendidikan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai dan Tradisi Masyarakat

30 November 2022   23:45 Diperbarui: 30 November 2022   23:59 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu bangsa yang memiliki banyak keragaman adalah Indonesia. Tentu saja, fakta bahwa orang-orang datang dalam berbagai ras dan suku dengan budaya dan bahasa yang beragam berdampak pada keragaman ini. Berasal dari nusantara, mereka tersebar di berbagai daerah. Keberagaman tersebut tentunya menimbulkan perbedaan yang signifikan dalam hal tradisi, bahasa, budaya, status sosial, adat istiadat, dan agama antar suku. Alih-alih memecah belah kita, perbedaan ini memperkuat ikatan kita dan meningkatkan rasa hormat kita satu sama lain. Karena adat dan budayanya yang beragam, Indonesia memiliki berbagai nilai kearifan lokal yang khas daerah.

Segala sesuatu yang dianggap benar dan salah dalam masyarakat didasarkan pada nilai-nilai. Saat memutuskan sikap dan membuat keputusan, setiap individu dapat diperhitungkan berdasarkan nilai-nilai mereka. Menurut Antony Giddens pada tahun 1995 nilai merupakan pendapat atau pemikiran yang penting untuk dimiliki oleh seseorang atau kelompok mengenai hal yang pantas, hal yang diinginkan, dan apa yang baik dan buruk. Nilai adalah gagasan penting atau tidaknya suatu kegiatan, menurut Horton & Hunt (1987).

Sedangkan tradisi adalah aktivitas yang sudah menjadi habitat atau kebiasaan yang diperoleh secara turun-temurun melalui warisan (dari nenek moyang mereka) dan saat ini dipraktikkan dalam masyarakat, atau dapat dipahami sebagai penilaian atau anggapan bahwa praktik saat ini adalah yang terbaik dan benar. Coomans, M.k (1987:73). Menurut Coomans tradisi adalah gambaran perilaku atau sikap sosial yang telah terjadi dalam jangka waktu yang tidak sebentar, dimulai dari nenek moyang. 

Menurut Van Reusen, tradisi adalah warisan, seperangkat aturan, kumpulan aset, seperangkat aturan, konvensi, dan standar. Fakta bahwa ada sesuatu yang menyatukan semua orang dengan kuat, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika", mencegah timbulnya persoalan dan perpecahan yang disebabkan oleh banyaknya pulau, suku, ras, kepercayaan, dan golongan. Tradisi yang ada bersifat universal; tetapi, karena ada perbedaan tradisi dan budaya daerah, kita harus melestarikannya sebagai bagian dari identitas nasional kita.

Tradisi dan cita-cita yang masih bertahan di masyarakat saat ini mulai menyusut dan menghilang. Peran apa yang dimainkan nilai dan tradisi di tengah perubahan internal dan eksternal. Mengenai situasi Indonesia saat ini, dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor, yaitu faktor eksternal yang dominan dan faktor internal yang (kemungkinan besar) bergerak secara bersamaan mempengaruhi perubahan nilai-nilai sosial budaya. Globalisasi, ideologi politik dalam skala global, kemajuan TIK, neokapitalisme, dan neoliberalisme adalah beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi gaya hidup yang lebih pragmatis, konsumtif, dan individualistis. 

Kemunduran nilai-nilai lokal, seperti pengetahuan lokal, dan nilai-nilai tradisional, yang mungkin juga disebabkan oleh kekuatan eksternal, berdampak pada variabel internal. Masalah ini adalah hasil dari individu yang tidak memahami cita-cita bangsa Indonesia yang mengutamakan persatuan dan kerjasama antarkelompok.

Sikap gotong royong dalam masyarakat yang dulunya merupakan pandangan hidup negara merupakan salah satu nilai budaya yang mulai memudar akibat maraknya budaya barat yang menekankan kebebasan individu, agresi, dan dinamika. Anak-anak dan remaja sedang mengalami krisis moral akibat globalisasi ini. Akibat remaja saat ini meniru budaya barat yang bebas bergaul, nilai-nilai budaya hilang di kalangan remaja.

Membangun rasa jati diri bangsa dan membangun moral atau nilai-nilai budaya pada generasi penerus sejak dini adalah dua hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah kemerosotan budaya negeri ini. Kita harus mencegah hilangnya nilai-nilai budaya kita sebagai akibat dari globalisasi. Masyarakat harus melakukan upaya serius untuk mempromosikan budaya lokal. Agar nilai-nilai budaya terus berkembang di era globalisasi ini. Kita harus memilih aspek positif dari budaya barat saja karena masih sangat dilarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun