Mohon tunggu...
Tsalitsa Nur Royaani .S.
Tsalitsa Nur Royaani .S. Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah mahasiswi Universitas Nasional, konsentrasi Jurnalistik. Saya suka menulis, dan dibidang pemotretan (photography).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kagum! Fenomena Citayam Fashion Week Membuat Omzet Pedagang Meningkat

5 Agustus 2022   18:46 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:59 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tren anak muda SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok) yang nongkrong di sekitar kawasan Dukuh Atas-Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi sorotan publik. Di beberapa media televisi maupun social media, sudah banyak yang memberitakan fenomena ini. Dimana terlihat banyak masyarakat yang berlalu lalang di sekitar Sudirman yang turut menyaksikan pertunjukan fashion show yang dilakukan banyak pemuda di sana. Fenomena Citayam Fashion Week mencuri perhatian publik belakangan terakhir. Kehadiran remaja asal Citayam, Depok, dan Bojong Gede meramaikan area Sudirman dan Dukuh Atas. 

Dengan outfit yang menarik perhatian, tampil dengan gaya pakaian yang eksentrik nan kekinian. Mereka berjalan berlenggak-lenggok ala model profesional. Sebutannya Citayam Fashion Week. Lintasan pejalan kaki dari segala sisi dipadati masyarakat yang hadir menonton di sana. Mereka tampil dengan gaya pakaian yang eksentrik nan kekinian, mengikuti tren karyawan SCBD (Sudirman Central Businesses District) yang terkenal memiliki gaya fesyen trendi juga modis. Beberapa dari remaja berusia belasan tahun ini bahkan memiliki popularitas tinggi dan kini dikenal sebagai "penguasa" SCBD. 

Rupanya, fenomena Citayam Fashion ini membawa berkah bagi pedagang di sekitar Citayam Fashion Week.

Ramainya kawasan Dukuh Atas-Sudirman menjadi sasaran pasar sendiri bagi para pedagang kaki lima yang berjualan di sana. Dari penjual bakso malang, es starling, cilok hingga bakpao ikut memadati jalan-jalan lintasan area Dukuh Atas tersebut. Mereka mengaku bisa meraup keuntungan hingga dua kali lipat berkat ramainya masyarakat yang datang ke Dukuh Atas.

Fenomena Citayam Fashion Week ada dampak baik dan buruknya. Dampak baiknya keuntungan omzet dagangan meningkat, namun kabar buruknya karena terlalu banyak keramaian berdampak pedagang diusir dan tidak boleh berjualan..

Hebohnya fenomena ini menguntungkan berbagai pihak. Beberapa pedagang lain pun mengaku keberadaan Citayam Fashion Week yang menjadi viral di medsos dan mengundang sorotan masyarakat, meningkatnya omzet mereka. Bahkan ada yang omzetnya meningkat sampai 90 persen.

Para pedagang sekitar berharap kondisi seperti ini dapat terus berlangsung, sehingga para pedagang dapat terus meraih keuntungan untuk membantu mengangkat perekonomian untuk keluarganya. Tantangannya yakni adalah kesadaran dalam membentuk komunitas yang lebih terorganisir. Sehingga dampaknya akan meluas dan akan terus bertahan dalam waktu yang cukup lama. Dan taklupa akan kesadaran tanggung jawabnya untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Jika pemerintah mendukung penuh kegiatan di sana khususnya pada fashion show, maka masyarakat yang tergabung di dalamnya akan menjadi lebih produktif dan para pedagangpun akan meraup berkah untuk menghidupi keluarganya.

*Tsalitsa Nur Royaani S, Mahasiswa Studi Komunikasi UNAS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun