Mohon tunggu...
Tsabita Mumtaz Setiawan
Tsabita Mumtaz Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Tarjamah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mahasiswa yang suka kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak TKW yang Bekerja di Luar Negeri dan Pengaruhnya terhadap Ketahanan Keluarga

15 Desember 2020   07:44 Diperbarui: 15 Desember 2020   07:55 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan alasan kondisi ekonomi keluarga yang dinilai kurang seorang istri biasanya memutuskan bekerja menjadi TKW, dengan konsekuensi meninggalkan suami dan anak-anaknya dalam waktu yang cukup lama. Keputusan tersebut menunjukkan bahwa istri tidak menjadikan keluarga sebagai prioritas utama dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Banyak risiko yang bisa saja terjadi dengan keputusan tersebut, seperti pendidikan anak yang terlantar, suami yang tidak terurus, dan hal ini sudah pasti akan mengakibatkan hubungan keluarga menjadi tidak sehat dan bahagia.[1]

Selain faktor ekonomi, faktor keinginan kuat dari istri serta izin dari anak juga mempengaruhi keputusannya untuk memberi izin pada istri. Ekonomi keluarga memang banyak terbantu dengan kerja istri sebagai TKW. Selama bekerja, istri sering mengirim uang untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah. Hasil tabungan istri bahkan bisa untuk membangun rumah.[2]

Faktor yang selanjutnya adalah sulitnya mendapat pekerjaan. Bekerja ke luar negeri, karena sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak (dengan gaji yang cukup) di sini. Selain itu, mereka juga sangat tertarik dengan masalah gaji. Mereka mengatakan bahwa gaji dari hasil kerja di luar negeri relatif lebih besar dibandingkan dengan kerja di dalam negeri dengan pekerjaan yang sama, misalnya, menjadi pembantu rumah tangga atau pengasuh anak-anak.[3]

Perlu diketahui pula, bahwa jika laki-laki yang menjadi TKI dan bekerja ke luar negeri, biayanya sangat mahal sekitar 10 juta ke atas dan ini merupakan sesuatu yang sulit, sementara untuk perempuan lebih murah dan mudah. Oleh karena itu yang berangkat dapatnya kebanyakan wanita, karena biayanya ringan, bahkan kebanyakan sponsor ikut membantu pinjaman dana, dengan sistem potong gaji (jika sudah bekerja).[4]

Dengan uang hasil kiriman TKW di luar negeri dapat dipergunakan untuk keperluan membangun rumah yang lebih layak dan permanen. Sehingga keperluan akan rumah atau papan yang layak bagi sebuah keluarga atau rumah tangga dapat terpenuhi.[5]

Dengan uang hasil dari TKW di luar negeri dapat digunakan sebagai modal untuk merintis usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada sehingga sekembalinya nanti sudah mampu menciptakan lapangan usaha atau mengembangkan usaha sendiri sehingga ekonomi rumah tangganya semakin baik.[6]

Dengan adanya pengiriman TKW ke luar negeri, pendapatan masyarakat dalam hal ini ekonomi menjadi bertambah. Sebab, minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali, TKW tersebut mengirimkan uang kepada keluarganya di Indonesia. Dengan demikian uang yang beredar tersebut semakin banyak, daya beli masyarakatnya membaik, dan akan terciptanya lapangan yang baru serta mengurangi pengangguran. Dengan demikian maka akan ada peningkatkan ekonomi dalam masyarakat, dengan sebab adanya anggota masyarakat desa yang menjadi TKW.[7]

Tidak jarang beberapa TKW juga ada yang mengalami kegagalan dan kesengsaraan, misalnya, pergi dari rumah majikannya (kabur), karena majikannya tidak baik atau gaji/upahnya selalu di tunda, atau lokasi kerjanya dan lingkungan kerja kurang nyaman atau kurang baik. 

Dampak yang ditimbulkan  dari pengiriman TKW ke luar negeri terhadap keharmonisan rumah tangga, di satu sisi berdampak baik, namun di sisi lain ada yang berdampak buruk yakni keharmonisan dalam sebuah rumah tangga dapat terancam dengan tidak adanya keutuhan di antara suami dan istri. Hal ini disebabkan karena kewajiban seorang istri tidak dapat dilaksanakan baik terhadap suami maupun terhadap anak-anaknya.[8]

Dampak negatif lain dari pengiriman TKW ke luar negeri juga diungkapkan sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa ketahanan rumah tangga TKW yang telah berkeluarga cenderung rapuh. Banyak kasus anak-anak yang mereka tinggalkan di Indonesia menjadi tak terurus atau suami mereka yang kemudian terlibat perselingkuhan.[9]

Suami dari para TKW sebagian besar memberikan izin dengan terpaksa kepada istri untuk menjadi TKW, mereka sebenarnya lebih memilih istrinya tinggal di rumah menjaga dan merawat anak-anak mereka.[10]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun