Mohon tunggu...
Try NoviantoWidodo
Try NoviantoWidodo Mohon Tunggu... Relawan - Berfikir dan Berkembang Bersama

Bekerja di Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dari Thanos untuk Keseimbangan Lingkungan Hidup dan Alam Semesta

3 Juli 2020   00:28 Diperbarui: 3 Juli 2020   00:28 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menarik pernyataan Pak DR Asep Sofyan Salah Seorang Dosen Teknik Lingkungan ITB pada sebuah webinar yang saya ikuti. Beliau (dengan nada bercanda) mengatakan bahwa "apa yang dilakukan Thanos dengan menjentikkan jarinya dan menghilangkan setengah populasi dari alam semesta mewakili impian dari pencinta lingkungan". 

Ya hilangnya sebagian populasi terutama manusia akan menghilangkan penyebab utama persoalan-persoalan lingkungan yang telah terjadi saat ini . Tentu pencinta komik Marvel dan film Avenger masih mengingat film dengan judul Avengers Infinity War dimana tokoh antagonis atau villain yaitu Thanos berhasil memusnakan setengah populasi dari alam semesta setelah berhasil mengumpulkan infinity Stone. Wow begitu ekstrim dan jahat rasanya bila keinginan itu benar-benar ada dibenak manusia sendiri untuk memusnahkan sesamanya, tentu adalah candaan belaka.

Menarik jika dianalisis apa dasar pemikiran dari pembentukan karakter dan tujuan dari villain Thanos dalam komik marvel ini. Kenapa tujuannya harus memusnahkan populasi hidup tanpa tujuan yang lain yang lebih menarik? seperti berkuasa atas manusia atau mendapatkan harta dunia yang berlimpah misalnya, atau hal yang lain yang logis bagi seorang penjahat dalam melakukan aksi dan tujuannya. 

Dalam penggalan akhir filmnya pun setelah berhasil mencapai tujuannya Thanos justru memutuskan untuk tinggal dan hidup sendiri di sebuah gubuk kayu yang ada ditengah sawah yang asri. Sangat unik dan sungguh mulia saya rasa Thanos berusaha melakukan itu semua hanya untuk dapat memelihara keseimbangan alam semesta. 

Luar biasa saya rasa pola pikir dari penulis yang menciptakan karakter Thanos yang sebenarnya memiliki pesan mendalam dalam memandang realitas lingkungan hidup kita saat ini yang kian rusak karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

 Besarnya populasi dan angka pertumbuhan penduduk dunia yang terus bertambah telah menyebabkan ketidakseimbangan kehidupan di bumi.  Fakta menunjukkan bahwa meningkatnya populasi dan peradaban manusia telah menyebabkan kerusakan berbagai ekosistem alami tempat tinggal berbagai keanekraragaman hayati seperti hutan, sungai, laut dan sebagainya.  

Perbuatan destruktif manusia yang tak terkendali dalam memenuhi kebutuhannya telah menghilangkan tempat tinggal dan bahkan menyebabkan kepunahan dari berbagai jenis flora dan fauna yang harus terseleksi karena tidak dapat bersaing dengan manusia sebagai pemimpin tertinggi rantai makanan yang ada di bumi. 

Aktivitas pertambangan "raksasa", pembakaran hutan  untuk membuka ladang baru, pencemaran udara dan air dari aktivitas industri, transportasi dan limbah rumah tangga seperti plastik adalah contoh-contoh perbuatan kita sebagai manusia yang telah merusak ekosistem dan menyebabkan ketidakseimbangan di alam. Isu pemanasan global dan terjadinya perubahan iklim adalah dampak aktivitas kita selama ini yang tidak terkendali.

Berbagai upaya telah dilakukan negara-negara di dunia untuk meminimalisir terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim ini. Sejak pertama kali di adakannya Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brasil, pada 1992 yang merupakan cikal bakal terbentuknya Framework Convention on Climate Change (UNFCC) sebagai komunitas negara-negara yang peduli terhadap isu perubahan iklim. 

Hingga yang paling terkenal disusunnya paris agreement pada tahun 2015 yang merupakan momen kesepakatan pemimpin negara-negara maju dan berkembang di dunia untuk melakukan reduksi emisi karbon dengan konsep pembangunan rendah karbon.  Namun hingga saat ini belum ada perkembangan yang cukup signifikan untuk dapat mencapai penurunan jumlah emisi karbon yang ditargetkan 1. 

Seperti dikutip dari Mongabay.Com tanpa adanya komitmen yang benar-benar kuat dari semua negara terutama negara maju sebagai penyumbang emisi terbesar lewat perusahaan-perusaahan raksasa yang dimilikinya belum lagi permasalahan deforestasi (penurunan/ kerusakan tutupan hutan) terutama hutan hujan tropis seperti Indonesia masih terus terjadi dari tahun ke tahun membuat target penurunan emisi tersebut mustahil untuk dapat dicapai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun