Mohon tunggu...
Triyono Abdul Gani
Triyono Abdul Gani Mohon Tunggu... Bankir - Direktur Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan

Deadly combination dari Jawa dan Sunda

Selanjutnya

Tutup

Money

Salut untuk Para Pejuang Infrastruktur

31 Maret 2018   20:56 Diperbarui: 31 Maret 2018   21:04 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Akhir-akhir ini kita banyak mendengar berita yang ada kaitannya dengan infrastruktur. Dengan tidak bermaksud membandingkan, memang tampak jelas bahwa kegiatan pembangunan infrastruktur saat ini jauh lebih marak dibandingkan dengan beberapa waktu sebelumnya. 

Pembangunan infrastruktur ini, lepas dari kontroversi antara pros dan kons, sangat dibutuhkan oleh negara kita. Dengan penduduk kelas menengah yang terus tumbuh, sudah selayaknya ada wadah penyaluran yang tepat untuk kendaraan yang terus bertambah. Kalau tidak ada penambahan yang sesuai, maka kepadatan akan terjadi. Ujung-ujungnya adalah daya saing kita yang akan terus menurun.

Kalau menurut teori ekonomi, ada yang disebut kecepatan perputaran uang. Apabila kecepatan perputaran uang itu tinggi, akan menghasilkan geliat ekonomi lebih tinggi, sepanjang tidak diiringi oleh inflasi. Jadi, ibarat mesin mobil, apabila dipacu kencang, perlu pendinginan yang sempurna. Salah satu upaya pendinginan adalah dengan memperlancar aliran cairan pendingin mesin. Untuk kasus ekonomi, alat pendingin ini dapat berupa kelancaran transportasi. 

Memang pembangunan infrastruktur ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Kadang-kadang kita merasa tidak akan mampu mendapatkannya. Sama ketika kita ingin membeli rumah, kalau tidak dipaksakan, hampir mustahil rumah itu akan bisa kita beli. Dengan melalui upaya penghematan dan memproduktifkan aset yang kita punya, insya Allah impian kita untuk memiliki infrastruktur (baca : rumah) itu bisa terwujud. 

Yang cukup miris dari berita infrastruktur yang ada adalah timbulnya beberapa korban akibat kecelakaan kerja pada saat pembangunan infrastruktur ini. Selain itu, ada juga korban yang timbul akibat kegagalan proyek infrastruktur yang baru jadi. Hal ini menunjukkan betapa beratnya penyiapan infrastruktur ini. Mulai dari penyiapan anggaran, proses pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur, sampai masalah penggunaan infrastruktur itu sendiri.

Penyiapan dana untuk infrastruktur di tengah terbatasnya jumlah anggaran memang merupakan tugas yang tidak mudah. Alokasi untuk anggaran penanggulangan kemiskinan yang bisa dirasakan langsung dan memberikan efek jangka pendek, terasa sangat populis. Sedangkan anggaran untuk infrastruktur memiliki danpak jangka panjang yang akan menimbulkan efek kontroversi jangka panjang. 

Proses pembebasan lahan merupakan pekerjaan tersulit dan menyebabkan mangkrak nya beberapa proyek infrastruktur pada periode pemerintahan sebelumnya. Titik ini sangat kritis ketika dilakukan pengkaitan antara jumlah lahan (85%) yang dibebaskan dengan pendanaan perbankan. Bagaikan telur dan ayam. Telur ini pecah setelah pemerintah menetapkan aturan baru penyelesaian lahan untuk infrastruktur. Aturan ini membuahkan hasil positif dengan banyaknya proyek infrastruktur yang berhasil dikerjakan. 

Pembangunan infrastruktur juga bukan tanpa permasalahan. Pekerja infrastruktur ini juga memiliki risiko kerja yang sangat tinggi. Sebagaimana survei yang dilakukan di Amerika, bahwa pekerja konstruksi ini termasuk profesi yang paling tinggi risikonya. Selain padat karya, ternyata memang harus memiliki kedisplinan tinggi dalam melalukan operasional jasa konstruksi. 

Mengingat proyek infrastruktur ini dikerjakan dengan tidak menghentikan aktivitas publik, maka publik pun rentan terhadap risiko yang mungkin timbul akibat proses kerja konstruksi. Belum lagi publik juga terekspos risiko akibat adanya kegagalan konstruksi. Kegagalan konstruksi ini tidak hanya dari desain yang salah, melainkan kadang kala terkait dengan penyalahgunaan desain itu sendiri. Demi penghematan dan pengambilan keuntungan yang tidak manusiawi, bisa terjadi proyek dilaksanakan di bawah standar seharusnya. Tidak jarang terkait juga dengan kasus korupsi. 

Indonesia sedang bergerak menuju sebuah negara maju. Dengan fasilitas infrastruktur yang lengkap dan kedisplinan tinggi para pekerjanya serta bebas korupsi. Ujian "apakah kita akan ke sana", sedang terjadi saat ini. Apabila kita sukses menapakinya, maka sinar kesuksesan sudah menunggu kita di ujung sana. Apabila kita gagal, maka Indonesia akan menjadi negara gagal. 

Pejuang kemerdekaan mengangkat senjata. Pejuang pembangunan mengangkat alat berat konstruksi. Salut untuk para pejuang infrastruktur.  Semoga kita menang! (Try)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun