Mohon tunggu...
Triyono Abdul Gani
Triyono Abdul Gani Mohon Tunggu... Bankir - Direktur Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan

Deadly combination dari Jawa dan Sunda

Selanjutnya

Tutup

Money

Fintech Sang Pembuat Keseimbangan Baru

16 November 2017   16:05 Diperbarui: 16 November 2017   16:09 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berbicara  mengenai fintech rasanya memang tidak ada habisnya. Sebuah mahluk yang  lain dari yang biasa kita temui sehari-hari. Kita sangat terbiasa  bertemu dengan lembaga keuangan kita gunakan. Bahkan kehadiran lembaga  keuangan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Baik kehidupan  personal maupun bisnis. Hampir kita tidak bisa membayangkan hidup tanpa  lembaga keuangan. 

Tiba-tiba kita  dikenalkan dengan jenis penyedia jasa keuangan lain yang unik. Dengan  gaya hidup yang berubah, karena kehadiran internet diiringi dengan  teknologi canggih, terasa kehidupan dengan penyedia jasa ini mempermudah  kehidupan kita. Orang yang tadinya harus berurusan dengan beberapa bank  untuk memperoleh kredit, sekarang bisa membandingkan suku bunga kredit  dengan mudah di internet. Itu baru salah satu contoh kemudahan yang kita  dapatkan. Tentu masih banyak yang lain. 

Berbagai  ide model bisnis yang ditawarkan oleh perusahaan fintech ini merupakan  kolaborasi apik antara kemajuan teknologi dengan perubahan gaya hidup.  Teknologi dimanfaatkan untuk mempermudah, mempermurah dan memperbaiki  hidup kita. 

Sebagaimana gerakan  revolusi yang timbul, pasti ada dobrakan dan gugatan terhadap tatanan  yang ada. Revolusi fintech ini paling tidak mendobrak tatanan sebagai  berikut :

  • Lembaga keuangan yang terlalu formal
    • Lembaga  keuangan hidup atas dasar kepercayaan. Semakin tinggi kepercayaan makan  lembaga keuangan tersebut akan semakin bonafide. Salah satunya terkait  dengan keamanan dan kerahasiaan. 
    • Hal ini sering mengakibatkan  adanya tuntutan formalitas yang tinggi yang sulit untuk dijangkau oleh  kalangan masyarakat tertentu. 
  • Operasional lembaga keuangan berbiaya tinggi
    • Manajemen  lembaga keuangan memiliki penghasilan di atas rata-rata industri non  lembaga keuangan. Sehingga menjadikan salah satu faktor mahalnya jasa  keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat. Beban digeser kepada  konsumen jasa keuangan. 
    • Untuk jumlah dana kelolaan yang besar,  tingginya biaya operasional mungkin bukan issue, asalkan pelayanan baik.  Tapi bagi konsumen retail, price does matter. 
  • Lembaga keuangan kurang transparan
    • Sesuai  teorinya lembaga keuangan menjadi intermediasi. Intermediasi ini juga  tidak bisa lepas dari assymetri. Oleh karena itu, lembaga keuangan  menjadi tidak transparan. Karena dengan inofrmasi yang asimetri inilah  lembaga keuangan mendapatkan ruang untuk menangguk profit.
  • Lembaga keuangan kurang memenuhi kebutuhan komunitas
    • Lembaga  keuangan dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum. Hal  ini juga terkait prinsip economies of scale. Dengan rigiditas dari  lembaga keuangan akan sulit untuk memodifikasi layanan keuangan untuk  memenuhi kebutuhan segelintir orang.
  • Operasional lembaga keuangan yang kaku
    • Sebagai  sebuah lembaga yang berbasis kehati-hatian, lembaga keuangan bergerak  sebagaimana pesawat jumbo A-380 dan tidak bisa selincah super fighters.  Belum lagi mekanisme perizinan membatasi lingkup usaha lembaga keuangan.  Tidak heran kalau dikatakan sebagai highly regulated business.
  • Profit oriented
    • Lembaga keuangan merupakan sebuah lembaga yang bermotif keuntungan. Lembaga keuangan yang berbentuk badan sosial jarang ditemui.
  • Middllemen based economy
    • Negara  kita sering dikatakan memiliki biaya siluman tinggi. Salah satu  penyebabnya adalah peranan perantara yang marak dimana-mana dan  menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan menurunkan daya saing. Teknologi  bisa menerabas itu semua.

Sebagaimana sebuah  revolusi, selalu ada risiko akan gagal ataukah berhasil. Apabila  revolusi berhasil, maka akan membuat keseimbangan baru, tetapi apabila  gagal, akan menjadi sebuah pelajaran berharga. Kita gantungkan harapan  agar keseimbangan yang terjadi di masa yang akan datang akan lebih baik  daripada yang kita miliki saat ini. (try)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun