Kejadian yang sering kita temui pada saat pulang kampung adalah : antri di tempat kuliner. Dan seringkali kita kehabisan makanan karena antrian yang demikian panjangnya.Â
Kalau kita pas tidak kebagian, yang kita rasakan adalah perasaan dongkol dan kecewa. Kita pasti berfikir : kenapa kok tidak memasak lebih banyak? Sehingga bisa memuaskan banyak orang.Â
Kalau kita tanyakan kepada para pedagang makanan itu, mereka hanya bilang bahwa makanan sudah habis. Dan seolah tidak ada rasa bersalah karena mengecewakan pelanggan.Â
Mereka hanya bekerja sesuai dengan kapasitas sehari-hari yang mereka biasa lakukan. Mereka juga sudah berpuas diri dan bersyukur dengan jumlah pemasukan tersebut. Beberapa tempat makanan enak bahkan pasang tidak buka cabang di manapun.Â
Sebuah pelajaran yang bagus dari kejadian ini adalah : pedagang tidak mau menambah kapasitas karena khawatir akan menurunkan kualitas. Daripada mengorbankan kualitas lebih baik menjual dengan jumlah terbatas. Apakah takut kehilangan pelanggan? Rejeki sudah ada yang atur. Kalau kualitas tetap terjaga baik, pelanggan akan datang dengan sendirinya.Â
Bagaimana dengan diri kita? Kita sebaliknya. Kita tidak sadar, dalam segala hal, kalau kita akan mendapatkan amanah baru, harus ada penambahan kapasitas sebelumnya atau sesudahnya. Pokoknya peningkatan kapasitas. Kapanpun itu. Â
Kalau ingin lebih beriman, harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Kalau mau mendapat rejeki lebih banyak, harus meningkatkan kapasitas keilmuan dalam mencari rejeki dan menambah jejaring. Kalau mau mendapatkan jabatan baru, harus menguasai bidang tugas yang dipelajari dan kapasitas manajerial nya.Â
Kalau tidak ada peningkatan kapasitas ibarat sebuah mangkok yang diisi seember air. Pasti akan meluber kemana-mana. Banyak hal yang tidak bisa terselesaikan. Atau salah dalam penyelesaian. Bisa saja kita sangat terkonsentrasi pada mangkuk kita yang kecil, tapi tidak kita sadari bahwa kita sudah kehilangan kesempatan lain yang kita buang. Hal ini biasa disebut : biaya kesempatan atau opportunity loss.Â
Apabila kita menyadari bahwa kapasitas kita memang terbatas dan tidak berkeinginan meningkatkan nya, lebih baik menerima dan menyadari bahwa kita hanya cukup mendapatkan sejumlah yang kita layak dapatkan.Â
Untuk itu, kita harus bersiap selalu untuk meningkatkan kapasitas. Sehingga apabila kita mendapatkan tambahan amanah, diri kita sudah siap. Apabila amanah tersebut tidak kunjung ditambahkan, juga tidak menjadi masalah. Ember yang besar selalu siap menerima air semangkuk. Tapi mangkuk yang kecil akan bermasalah apabila menerima air seember. (Try)