Mohon tunggu...
Tri Wibowo
Tri Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir

Contac IG: wibowotri_ email: the_three_3wb@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Saat Kapan Perusahaan Mengalami Tanda-tanda Bangkrut?

4 April 2019   13:34 Diperbarui: 4 April 2019   13:52 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PRIVAT SEKTOR- Di era milenial kebangkrutan perusahaan adalah permasalahan besar, mengapa demikian? ada sebuah investasi aset fisik yang akan beku apabila suatu investasi mengalami kebangkrutan, ada pula ratusan atau ribuan jiwa yang akan merasakan dampak kebangkrutan perusahaan dikarenakan PHK oleh perusahaan. Persaingan dalam dunia bisnis di era 4.0 sangat menggeliat, tak mampu kita melirik potensi atau selera pasar, maka bersiaplah menghadapi masalah besar. Terkadang tak pernah terpikirkan oleh kita bahwa perusahaan besarpun yang notabene adem ayem mengalami kebangkrutan. Dikutip dari merdeka.com yang dipublish pada 19 Oktober 2019 lalu, tercatat ada 4 perusahaan yang bangkrut di era milenial, padahal perusahaan tersebut pernah mencicipi era kejayaan pada masanya, 4 perusahaan tersebut adalah:

1. PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA), perusahaan yang memproduksi teh sariwangi ini kabarnya terlilit hutang bank dan menunggak cicilan

2. PT Nyonya Meneer, menutup pabriknya di Semarang. Nyonya Meneer bangkrut lantaran tak mampu membayar utang sebesar Rp 267 miliar kepada sejumlah kreditur 

3. PT Modern Sevel Indonesia memutuskan untuk menutup kegiatan usahanya gerai 7-Eleven (Sevel) per 30 Juni 2017. 7-Eleven tutup setelah menjadi salah satu tempat nongkrong favorit anak muda Jaakarta. Tutupnya 7-Eleven sendiri ditengarai karena beberapa sebab. Salah satunya besarnya biaya operasi. 

4. Kebangkrutan perusahaan juga dialami oleh Kodak. Perusahaan yang pertama kali menemukan film gulung dan fotografi itu bangkrut karena lambat berinovasi. Kodak tidak menciptakan produk baru, dia bertahan dengan kamera sederhananya. Sementara perusahaan kamera lain berinovasi dengan menciptakan kamera digital. 

Jadi jika ada pertanyaan "saat kapan perusahaan mengalami tanda-tanda kebangkrutan?" berikut ulasannya:

Saat Perusaahaan Tak Mampu Memprediksi Selera Pasar

Harus kita akui beberapa industri yang mempertahankan brand jadul nya sering kali terkendala dengan tidak diminatinya lagi pruduk tersebut dipasaran, hal tersebut dikarenakan selera pasar yang sering kali berubah setia saat, apalagi kita telah memasuki era digitalisasi, tantangan terbesar adalah dapat memprediksi apa yang pasar atau konsumen inginkan, analisa apakah produk kita masih relevan untuk dipasarkan. Penting juga untuk melakukan survei kepada masyarakat terkait dengan antusiasme pasar, sebagai bahan kita untuk menentapkan strategi produk dan pemasaran.

Saat Perusahaan Tak Punya Inovasi

Inovasi atau improvement adalah harga mati yang harus dimiliki oleh suatu korporasi. perusahaan yang tidak memprioritaskan permasalahan inovasi, maka bisa kita pastikan akan tertinggal. Hal tersebut karena inovasi dalam sebuah produk akan mempertahankan produk tersebut agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan industri yang ada. Kalau boleh kita copy jargon dari salah satu perusahaan otomotif "Inovasi Tiada Henti" hal tersebut layak untuk diterapkan oleh perusahaan agar tetap bertahan didunia industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun