Mohon tunggu...
Tri NurilahFebriani
Tri NurilahFebriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Pencinta Makanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Weton: Perhitungan Jawa Yang Tidak Pernah Meleset?

11 Juli 2021   10:48 Diperbarui: 11 Juli 2021   10:50 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Discogs.com

Suku jawa merupakan salah satu suku di Indonesia yang terkenal akan kekentalan adat khas daerahnya, terutama di Jawa Tengah. Salah satu tradisi Jawa yang masih terkenal hingga kini yaitu Perhitungan Jawa atau lebih akrab dikenal Weton. Weton merupakan hari lahir seseorang dalam tanggalan Jawa. 

Sehingga, menurut Jawa nasib kehidupan seseorang sudah ditentukan sejak lahir (weton) dan tidak bisa berubah. Perhitungan weton ini digunakan untuk menentukan watak seseorang, nasib seseorang, arti kelahiran, bahkan untuk menentukan pasangan. 

Menurut orang Jawa, nasib seseorang dibagi atas nasib baik dan nasib buruk. Semua itu dapat dilihat dari perhitungan weton dalam kalender Jawa. Dalam weton/kalender Jawa, terdapat lima pasaran yaitu legi, pahing, pon, age, kliwon dari tujuh hari dalam kalender, yaitu senin, selasa, rabu, kamis, jum'at, sabtu, dan minggu.

Hingga saat ini, meskipun zaman telah modern tidak sedikit orang yang masih menerapkan tradisi ini. Sebaliknya, beberapa orang Jawa juga ada yang tidak mempercayai ramalan weton. Bagi mereka yang tidak mempercayai weton, mereka menganggap ramalan weton ini sebagai salah satu kemusyrikan pada Tuhan. Namun, mereka yang menerapkan tradisi ini juga tidak serta merta mempercayai weton begitu saja, mereka mempunyai alasannya. Salah satu alasan pastinya yaitu karena kerapkali perhitungan weton ini "sangat tepat" sesuai dengan perkiraan.

Sebagai contoh, keluarga saya merupakan salah satu keluarga yang tidak menerapkan perhitungan weton. Salah satu alasannya mungkin karena background mamah saya yang orang Sunda. Orangtua saya pernah bercerita, dulu ketika ingin menikah ternyata hari lahir papah saya sama dengan hari lahir ayah dari mamah saya, yaitu hari Jum'at. 

Miturut Weton, orangtua saya tidak diperkenankan untuk menikah karena nantinya akan menjadi petaka untuk papah atau kakek saya. Konon katanya mereka tidak akan kuat dan salah satu akan "kalah". Namun, keluarga saya tidak menghiraukannya dan mereka tetap menikah. Hingga tidak lama setelah menikah, kakek saya meninggal dunia. 

Menurut orang Jawa hal itu dikarenakan weton, kakek saya tidak kuat dan akhirnya meninggal. Tetapi keluarga saya tetap berpikir positif bahwa ini sudah menjadi takdir dari Tuhan. Jika dipikir rasional, apa hubungannya ya? Mengapa begitu? Lucu ya, hehe.. Namun, begitulah suku Jawa. Semua ada aturannya, kita tidak bisa berbuat seenaknya.

Lain cerita dengan tetangga saya yang keluarganya sangat percaya akan perhitungan weton. Ketika ingin melakukan atau menetapakan sesuatu, mereka selalu memperhitungkannya sesuai dengan weton. Apabila hasil wetonnya tidak baik, maka keluarganya akan melarang. Suatu ketika, salah satu anaknya hendak menikah. 

Sebut sja Andre. Kala itu Andre meminta restu kepada orangtuanya untuk menikahi pujaan hatinya, Retno. Sayangnya setelah melakukan perhitungan, weton mereka tidak cocok. Kemudian, orangtuanya melarang Andre untuk menikah dan memutuskan hubungan dengan Retno. 

Orangtuanya khawatir karena takut pernikahan mereka akan gagal dan mengalami masalah terus menerus karena weton mereka tidak cocok. Tetapi, Andre tetap pada keinginannya untuk menikahi Retno. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun