Mohon tunggu...
Tri Lestari
Tri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Nurul Huda, OKU Timur

Menulis adalah jendela dari pikiran, membiarkan orang lain mengintip ke dunia yang kamu ciptakan dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dirut Pertamina: Tidak Ada Monopoli Impor BBM

21 September 2025   09:40 Diperbarui: 21 September 2025   09:38 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dirut Pertamina Tegaskan Tidak Ada Monopoli Impor (Sumber: Viva Banyuwangi))

Isu monopoli impor BBM kerap jadi sorotan publik. Namun, Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menegaskan: “Tidak ada monopoli impor BBM di Indonesia.” Pernyataan ini mematahkan anggapan bahwa Pertamina memegang kendali penuh atas jalur pasokan energi nasional.

Menurut Dirut Pertamina, impor BBM di Indonesia dilakukan sesuai aturan pemerintah dan mekanisme pasar. Pertamina memang mendapat porsi besar, namun:

  • Bukan satu-satunya pemain. Perusahaan swasta, seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo, juga diberikan akses impor.
  • Transparansi terjaga. Proses impor mengikuti regulasi Kementerian ESDM dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
  • Fokus pada kebutuhan nasional. Tujuan utama impor adalah menjaga stok dan distribusi agar masyarakat tidak kekurangan energi.

Mengapa Isu Monopoli Muncul?

  • Dominasi Pertamina. Sebagai BUMN energi terbesar, Pertamina memang menguasai mayoritas distribusi BBM.
  • Keterbatasan SPBU swasta. Kehadiran SPBU swasta masih lebih sedikit dibanding Pertamina.
  • Kurangnya informasi publik. Sebagian masyarakat mengira hanya Pertamina yang berhak impor.

Fakta Lapangan

  • Data BPH Migas menunjukkan, sejumlah perusahaan swasta telah mendapat izin impor BBM.
  • Pertamina menegaskan justru mendukung kompetisi sehat, karena kehadiran pemain lain membuat layanan dan harga lebih bersaing.
  • Fokus utama tetap pada ketahanan energi nasional agar pasokan tidak terganggu.

“Pertamina memang menjadi tulang punggung energi, tapi bukan berarti menutup pintu bagi pihak lain. Justru, kami terbuka pada kerja sama dan persaingan sehat,” ujar Dirut Pertamina.

Isu monopoli impor BBM akhirnya terjawab: Pertamina bukan satu-satunya pemain. Kehadiran swasta memberi warna baru, sementara Pertamina tetap menjaga tanggung jawab sebagai penggerak utama energi nasional.

Kini, tantangannya adalah bagaimana semua pihak—baik BUMN maupun swasta—bisa bersinergi agar masyarakat mendapatkan BBM yang cukup, berkualitas, dan terjangkau.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun