Ada juga anak yang menunjukkan perilaku agresi, seperti meniru gerakan karakter yang sering ditonton di TV. Selain itu, anak berusia 10 tahun sering teringat pada adegan romantis dewasa yang pernah dilihatnya sehingga mengganggu konsentrasi belajar. Dengan mengetahui dampak screen time tersebut, diharapkan orangtua mengambil langkah bijak untuk mengatur waktu penggunaan media.
Pedoman Screen Time
American Academy of Pediatrics (2016) merekomendasikan bahwa anak usia di bawah 18 bulan menghindari penggunaan media layar (mis. menonton acara televisi, video di telepon pintar, dan sejenisnya).
Namun, anak dapat ikut serta dalam video percakapan dengan saudara. Apabila anak usia 18 hingga 24 bulan ingin dikenalkan pada media digital, sebaiknya memilih acara dengan kualitas yang baik. Anak juga perlu didampingi menonton acara tersebut untuk membantu anak memahami apa yang dilihatnya.
Penggunaan media layar pada anak usia 2 hingga 5 tahun diberikan selama 1 jam per hari pada program dengan kualitas yang baik. Pendampingan orangtua diperlukan untuk membantu anak memahami apa yang dilihat dan penerapannya di lingkungan.
Pada anak usia 6 tahun ke atas, tipe dan penggunaan media membutuhkan batasan waktu yang konsisten, serta memastikan bahwa screen time tidak mengurangi waktu tidur, aktivitas fisik, dan kegiatan lain yang penting untuk kesehatan.
World Health Organization (2019) memiliki pendapat yang serupa, yaitu tidak merekomendasikan aktivitas menonton media layar (acara TV, video, main komputer games) untuk anak di bawah usia 2 tahun. Pada usia 2 hingga 5 tahun, waktu anak menonton media layar tidak lebih dari 1 jam.
Lebih sedikit waktu menonton media layar adalah lebih baik. Ketika anak duduk tenang, sebaiknya orangtua atau pengasuh bercerita (story telling) dan membacakan buku sesuai usia anak.
Apa yang dapat dilakukan Orangtua?
Orangtua dapat mengambil langkah untuk memanfaatkan secara positif dan meminimalkan efek negatif penggunaan media bagi anak.
- Membatasi jumlah media dan menempatkannya di area yang mudah diawasi. Misalnya TV dan komputer yang memiliki akses internet ditempatkan di ruang keluarga.
- Tidak mengaktifkan media layar selama makan, sehingga anak tidak dikondisikan makan sambil menonton acara TV.
- Berinteraksi dengan anak selama penggunaan media. Misalnya menonton program TV bersama, membicarakan acara, permainan video, maupun mencari informasi di internet bersama. Interaksi tersebut merupakan kesempatan orangtua mengetahui cara berpikir dan minat anak. Sebaliknya, anak juga dapat belajar dari orangtua.
- Mengontrol program-program yang dapat diakses anak.
- Mendiskusikan dengan anak mengenai jadwal penggunaan media layar dan batas waktu. Membagi waktu antara kebutuhan media layar untuk proses pembelajaran online, berkomunikasi dengan guru, teman atau saudara, ataupun sekedar untuk hiburan. Orangtua dapat menggunakan pedoman screen time sebagai pertimbangan.
- Terkait proses pembelajaran selama pandemi COVID-19, orangtua dapat membangun komunikasi dengan guru mengenai kegiatan online maupun offline yang dapat dilakukan anak di rumah.
- Orangtua merupakan teladan bagi anak dalam penggunaan media.
- Menggunakan media sebagai salah satu pendukung belajar dan interaksi keluarga. Alternatif aktivitas yang dapat dilakukan bersama adalah membaca buku, permainan yang melibatkan gerak fisik (mis. main bola, lompat tali), dan papan permainan (mis. ular-tangga, monopoli, halma).
- Untuk anak usia di bawah 2 tahun, mereka membutuhkan aktivitas sehari-hari yang menyenangkan seperti main cilukba, menceritakan buku bergambar, menyanyi, berbagi makanan, atau kegiatan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Perkembangan awal merupakan fondasi bagi perkembangan selanjutnya.Â
Yuk..... bimbing anak-anak menggunakan media secara positif sejak dini.