Mohon tunggu...
Trie Artha Rinjani
Trie Artha Rinjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Jakarta

Tertarik dengan Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Efek Pemberian Air Cucian pada Tanaman

22 Desember 2022   19:11 Diperbarui: 22 Desember 2022   19:33 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lingkungan hidup tidak lepas dari adanya peran air, karena air merupakan sumber utama kebutuhan mahluk hidup. Pada tanaman yang dimana memerlukan air untuk tumbuh dan bertahan hidup tentunya perlu air dengan kualitas yang baik dan tidak terkontaminasi atau tercemar. 

Namun kini, limbah domestik seringkali mencemari lingkungan terutama pada tanaman yang terkena air sisa pembuangan atau air bekas cucian. Air yang sering digunakan seringkali berasal dari air sabun dari sisa cucian piring atau pakaian. Menurut laman resmi dari Royal Horticultural Society (RHS) bahwa air sisa limbah pembuangan yang berasal dari air cucian disebut dengan air 'abu -- abu' atau Greywater.

Tanaman yang terkena dengan limbah domestik berupa air cucian yaitu detergen dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, selain pada tanaman juga dapat mencemari tanah. Di dalam detergen itu sendiri terdapat kandungan bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tanah sehingga tanah menjadi keras. 

Dalam skala kecil dan tidak dalam jangka panjang terhadap tanaman yang disirami air limbah bekas cucian memungkinkan tidak menimbulkan efek buruk yang signifikan. Akan tetapi, jika tanaman tersebut merupakan tanaman yang digunakan untuk dikonsumsi maka tidak dianjurkan karena dapat memicu terjadinya kontaminasi dan dapat berefek buruk jika dikonsumsi.

Pencemaran air yang terjadi berasal dari air cucian dengan kandungan detergen juga dapat memicu terjadinya penurunan tingkat kesuburan tanah. Hal ini juga menyebabkan biota atau organisme yang hidup di dalam tanah seperti misalnya cacaing tanah menjadi mati. Apabila cacing tanah itu mati, maka tidak ada yang dapat menguraikan limbah organik dan non organik secara baik yang dapat memicu keadaan tanah menjadi tidak subur.

Selain itu, penggunaan air bekas cucian untuk menyiram tanaman dapat memengaruhi kualitas tanaman yaitu pada warna atau tingkat kecerahan dan klorofil yang menurun. Semestinya daun bewarna hijau yang menndakan banyaknya klorofil, namun yang terjadi pada tanaman yang tercermar limbah bekas cucian tersebut cenderung bewarna kekuningan, pucat, layu bahkan tanaman menjadi mati.

Perlu kita ketahui bahwasannya air bekas cucian yang mengandung detergen perlu waktu untuk diuraikan. Bahan yang terdapat dalam detergen berupa filler yang berfungsi sebagai penguat daya cuci contohnya berupa Sodium sulfat dan bahan aditif lainnya tergantung pada produk yang digunakan misalnya pemutih, pelarut, pewangi, ataupun pewarna. Zat aditif yang dimaksud berupa boraks, enzim, Natrium klorida, dan Carboxy methyl cellulose (CMC). Zat tersebut sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme sehingga memicu terjadinya pencemaran lingkungan.

Sebagaimana air limbah atau air bekas cucian tentunya memiliki pH yang tidak normal atau tidak seimbang. Limbah domestik berupa air cucian dengan kandungan detergen memiliki tingkat keasaman (pH) rerata sebesar 10-12, sedangkan pH yang dapat ditoleransi berkisar antara 6-9 yang dapat diterima oleh lingkungan. 

Selain itu, air detergen dapat menimbulkan dampak yang kurang baik pada kulit manusia terlebih seseorang yang memiliki kulit sensitif memungkinkan terjadinya alergi atau iritasi. Selain cukup berbahaya bagi kulit manusia, air bekas cucian yang dibuang langsung ke lingkungan baik tanah, sungai, dan lainnya tentu dapat mengancam karena mencemari lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun