Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 224: Orang yang Tidak Peduli

29 November 2020   08:24 Diperbarui: 29 November 2020   08:32 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
webneel.com/art-wallpapers-painting

Kasidi 224 Orang yang Tidak Peduli

Tidak ada orang yang berani mengatakan dirinya tidak berdosa tetapi jika yang merasa dirinya berdosa namun berbeda atau yang merasa kurang berdosa karena melakukan dosa yang berbeda, tampaknya banyak. Dosa ya dosa, berat ringannya biarlah Tuhan yang menentukan. Seorang pembunuh dibandingkan dengan orang yang tidak peduli pada orang yang memohon bantuan mana kira-kira yang lebih besar dosanya?

Untuk yang menjawab dosa si pembunuh lebih besar dan lebih berat, ya tunggu dulu. Mengapa? Karena bisa benar bisa juga salah besar. Bagaimana jika karena tidak peduli seseorang malah telah 'membunuh' lebih banyak orang dibandingkan dengan seorang pembunuh?

Dunia bisa menjadi tempat yang sangat kejam bukan karena banyak orang bengis melainkan karena banyak orang yang tidak peduli. Peduli yang dimaksud memang diawali dengan simpati dan empati tetapi hendaknya diakhiri dengan tindakan. Tindakannya mungkin tampak kecil dan sederhana, tetapi segelas air segar jauh lebih berharga dari sekantung intan permata bagi mereka yang hampir mati karena haus dahaga.

Pegangan erat tanda peduli bisa membuat batangan emas berkilau laksana sampah tak ada harganya bagi mereka yang terbuang dari hangatnya kasih dan cinta. Hati dan perasaan jauh melampaui harta benda, kasih dan cinta dapat mengatasi derita dan sengsara. Karenanya melalui Kasidi no. 224 ini ayo peduli wahai sahabat agar sesama yang tak tahu harus bagaimana  bisa kembali melihat cahaya karena ada yang peduli padanya.

Walau Tuhan pernah dengan keras mengatakan: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta," tetapi simpati dan empati-Nya selalu tercurah pada mereka yang hina dan penuh dosa sambil pada saat yang sama selalu berkenan mengulurkan tangan yang penuh  dengan ampunan.

Inilah yang membuat harapan selalu berkobar menyala-nyala. Sabda keras memang untuk mereka yang munafik dan picik rohani tetapi karena percaya bahwa kerendahan dan kemurahan hati dapat membuat kita selalu peduli maka kepada setiap oranglah seruan kepedulian dan empati boleh ditujukan. Kasidi no. 224 - -- tbs/sda - 24092016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun