Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 219: Dari Bukit Menoreh

28 November 2020   20:47 Diperbarui: 28 November 2020   20:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasidi 219  Dari Bukit Menoreh

'Api di Bukit Menoreh' pernah sangat populer meskipun bagi Kasidi cerita silat bersambung ini kalah 'menarik' dengan 'Bende Mataram' dengan tokoh-tokohnya seperti Sangaji, Titisari, Gagak Seta, Adipati Surengpati, dan masih banyak lagi serta aji pamungkas yang berasal dari 'geguritan sakti' warisan leluhur yang berbunyi: 'suradira jayadiningrat lebur dening pangastuti'. 

Meskipun demikian rangkaian perbukitan Menoreh tetap populer saat ini karena di kawasan ini ada presiden dan wakilnya serta paling tidak enam menteri yang bertugas mengelola departemen masing-masing dalam naungan Negara Kesatuan SD Kanisius Kenalan, perbukitan Menoreh, dusun Wonolelo, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah, Republik Indonesia.

Nah, dalam republik ini ternyata sudah lebih dulu ada - konon sejak tahun 1930 - republik yang lain yaitu RAK - Republik Anak Kenalan. Rapat kabinet diadakan setiap hari Kamis, di pimpin presiden RAK, sementara Kepala Sekolah dan para guru statusnya warganegara biasa. 

Salah satu agenda rapat kabinet yang dianggap sangat adalah saat membahas pencurian masal cabe rawit oleh para siswa. Ternyata para siswa yang ingin makan mie dengan cabe memutuskan mengambil cabe di kebun milik orang dan ini pelanggaran berat dan hampir setara beratnya dengan menerima uang tunai 100 juta dengan indikasi gratifikasi.

Karena pelaku masih di bawah umur, hukuman pidana diganti denda. Masing-masing siswa didenda Rp. 50,- dan dibayarkan pada pemilik kebun. Kasidi no. 219 ini sengaja mengangkatnya dengan harapan apa yang dilakukan anak-anak di perbukitan Menoreh ini, bersama-sama dengan karunia kerendahan dan kemurahan hati yang telah diterima dari Dia, disertai konsep 'segala kebatilan dan kejahatan pada akhirnya akan luluh lantak dihadapan kasih' menjadi pedoman perziarahan manusia di dunia. Kasidi no. 219 - -- tbs/sda -21092016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun