Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 203: Balok dan Onta

26 November 2020   10:46 Diperbarui: 26 November 2020   11:44 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasidi 203  Balok dan Onta

Ini tentang salah dan dosa diri sendiri dan orang lain. Tuhan yang jenius tahu persis apa yang terjadi dan apa yang akan terus terjadi. Itulah sebabnya mengapa cukup banyak peringatan diberikan berkaitan dengan masalah salah dan dosa. Hebatnya peringatan yang diberikan dalam bentuk analogi dan cerita selalu tepat mengena, sedangkan inti selalu konsisten merujuk pada satu hal dan hanya satu hal saja.

Satu hal ini jika dirumuskan dalam satu frasa panjang akan tampak sebagai berikut: Setiap kali seseorang melihat dan memperhatikan salah dan dosa seseorang, betapa pun besar, hebat dan luar biasanya dosa tersebut, maka hampir dipastikan orang yang memperhatikan tersebut dosa dan kesalahannya lebih besar. Hal ini menjadi logis dan rasional jika Sabda Tuhan dalam bentuk analogi dipahami dengan baik.

Balok dan selumbar, onta dan nyamuk, merupakan dua analogi dari Tuhan yang jelas sekali mengingatkan pada semua orang percaya bahwa setiap kali merasa bahwa seseorang melakukan kesalahan, betapa pun besarnya kesalahan itu, maka analoginya hanyalah selumbar atau nyamuk, sementara pada diri sendiri analoginya adalah balok dan onta.

Ingatlah selalu pada analogi dari Tuhan yang pasti benar ini. Semoga dengan selalu ingat analogi dari Tuhan yang amat sangat benar, abadi dan mengikat ini, dapat mengurangi jumlah orang yang hobinya melihat dan mencermati kesalahan dan dosa orang lain.

Jika sibuk memikirkan 'balok dan onta' diri sendiri, dapat dipastikan tidak ada waktu mencari-cari 'selumbar dan nyamuk' orang lain. Semoga Kasidi No. 203 ini bersama-sama dengan kerendahan dan kemurahan hati dalam diri masing-masing dapat membuat Tuhan tersenyum karena analogi dalam SabdaNya tidak hanya dipahami tetapi juga dilaksanakan.

Juga perlu ditambahkan hendaknya tidak bermimpi mendapat ampunan jika tidak mau memberi ampunan. Jangan membayangkan dihapus dosa dan kesalahan jika tidak mau menghapus dosa dan kesalahan orang lain. Kasidi No. 203 - -- tbs/sda - 09092016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun