Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi nomor 477 - Cinta

17 Februari 2019   10:20 Diperbarui: 17 Februari 2019   10:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pictasetex.pw

Kasidi no. 477     Cinta

Cinta. Siapa yang tidak tahu kata yang satu ini? Semua tahu atau paling tidak merasa tahu. Cinta pada sesama menduduki peringkat hampir sejajar dengan cinta pada Tuhan, karena bagi Tuhan pernyataan cinta padaNya menjadi kehilangan maknanya jika tidak dinyatakan pada sesama, pada orang lain, pada siapa saja entah dia mulia atau hina.

Hari itu dalam 'homili' yang sederhana tapi menurut Kasidi luar biasa, kenangan pada seorang biarawati muda yang berhasil menyejajarkan cinta pada Tuhan dan pada sesama, berhasil dibawa kembali ke depan mata. Bravo Romo, kata Kasidi.

Biarawati muda ini, hanya sembilan tahun sempat menjadi biarawati karena TBC merenggut nyawanya pada usia 24 tahun, berusaha masuk biara karena cintanya pada Tuhan. Cinta tersebut diwujudkan oleh dia dalam doa. Ya hanya doa. Memang ada kerja, tetapi semua kerja adalah kerja biasa di dalam biara. Yang memancar menembus batas apa saja darinya adalah doa atas nama cinta pada Tuhan. 

Doa ini diperuntukkan bagi siapa saja yang dianggapnya memerlukan. Sebagai contohnya, begitu Kasidi membaca, biarawati yang nanti menjadi santa pelindung bagi para misionaris dan pewarta ini, berdoa bagi seorang pembunuh yang menolak untuk bertobat. 

Tiga kali melakukan pembunuhan dan tidak merasa menyesal mungkin tidak terlalu luar biasa, karena banyak yang lebih hebat dari itu, tapi bagi biarawati muda ini, hal semacam ini tidak boleh dibiarkan. 

Dia bertekad tidak hanya berdoa memohon pengampunan tetapi bertekad juga melakukan 'silih' bagi sang penjahat. Biarawati muda ini sangat gembira ketika mengetahui bagaimana pada akhirnya pembunuh ini bertobat dan menerima Tuhan sebelum ajalnya. Doa karena cinta pada Tuhan yang dinyatakan dalam cinta kepada sesama dalam bentuk silih ternyata telah menunjukkan buahnya.

Lalu bagaimana dengan kita orang-orang berdosa dan hina ini, yang hidup sekarang, lama setelah Santa luar biasa ini meninggal dunia? Dengan mantap dan tegas, dalam catatannya yang ditinggalkan untuk dunia, dia berkata: 'Dari surga aku akan berbuat kebaikan untuk dunia.' 

Sebuah janji yang luar biasa. Apakah janji ini ditepati dan bukan hanya sekedar janji belaka? Sangat banyak yang bersaksi bahwa janji itu ditepati, tetapi jika masih ragu ya bisa dicoba untuk dilakukan sendiri. 

Doakan orang yang ingin diubah hatinya, lakukan silih untuk orang ini seperti yang dilakukan sang Santa, lalu lihat apa yang terjadi. Doa tulus karena cinta dan selaras dengan kehendak Sang Maha, pasti rona ceria yang diterima.

Kerja nyata tentu penting tetapi doa karena cinta pasti tidak kalah pentingnya. Kasidi sama yakinnya pada keduanya. Kasidi no. 477 - 087853451949 -- SDA14022019/11052018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun