Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi Nomor 500 - Masih Setengah Jalan

9 September 2018   08:17 Diperbarui: 9 September 2018   08:27 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walau tidak semua selesai dicatat dengan rapi, akhirnya tonggak setengah jalan tercapai juga dari Seribu Kasidi yang direncanakan untuk putaran pertama. Kasidi nomor 500 akhirnya harus ditulis pada 1 September 2018 meskipun ternyata tidak mudah memilih fokusnya karena begitu banyak kejadian terjadi dan semuanya menarik bahkan amat menarik. Simak saja kejadian di negara adidaya dan paling kaya. 

Sang presiden negara paling berkuasa di dunia ternyata tidak berkutik di tangan seorang wanita yang baru saja menjadi janda. Dia tidak diundang berdoa dan memberi penghormatan terakhir bagi mantan tawanan perang di Vietnam dan akibatnya, meskipun dia presiden, dia tidak bisa datang dan tidak mungkin datang. 

Betapa hebat peristiwa semacam ini. Orang nomer satu di negara adidaya tetapi dibuat sama sekali tidak berdaya sehingga tidak bisa hadir. Masihkah gelar orang nomer satu yang seakan-akan bisa melakukan apa saja boleh diberikan pada dia? Mungkin tidak lagi, hanya saja Kasidi beranggapan peristiwa ini tidak cukup hebat dalam hal kesederhanaannya sehingga pantas dijadikan fokus Kasidi no. 500.

Lalu peristiwa apa? Keberhasilan atlit Indonesia dalam Asian Games 2018 yang berhasil mengantongi bonus bermilyar-milyar? Juga tidak. Gonjang-ganjing yang makin seru tapi makin tidak sehat dan menghkhawatirkan untuk merebut kursi RI-1? Juga tidak. Lalu apa? Sempat bimbang dan bingung, akhirnya Kasidi memutuskan untuk kembali saja ke pesan yang disampaikan Tuhan tentang kualitas iman banyak orang.

Tuhan dengan tegas mengecam banyak orang dengan berkata: 'Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.' Yang kemudian dengan lebih menusuk Tuhan berkata: 'Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.'

Banyak bibir dan lidah dengan suara merdu, mantap dan meyakinkan, terus saja memuliakan Tuhan sehingga banyak orang setelah tercengang berubah terkagum-kagum lalu menjadi pengikut. Sampai di sini sebenarnya sih tidak apa-apa, tetapi perhatikan peringatan yang diberikan Tuhan berikutnya. 

Sebuah peringatan yang tidak main-main, dan peringatan ini bukan peringatan omong kosong, bukan peringatan tanpa dasar. Ini adalah peringatan yang pasti benar dan pasti terjadi dan telah terjadi. Kata Tuhan, percuma. Ya semua percuma, belum lagi jika ditambah dengan niatan jahat dan tidak baik yang tersembunyi, maka semakin percumalah semua ibadah yang dilakukan.

Bagaimana Tuhan bisa dibohongi dan diakali? Buta dan tulikah mereka semua? Bodoh dan pandirkah mereka? Tolol dan picikkah mereka, sehingga dengan entengnya menggunakan Tuhan, menggunakan ibadah, menggunakan Sabda Tuhan, untuk merekayasa dan menipu?

Kasidi bukan orang suci, setengah suci saja tidak, dan dosanya banyak serta bertumpuk, hanya saja tidak pernah menggunakan Sabda Tuhan untuk menipu manusia apalagi menipu Tuhan. 

Semoga saja Kasidi yang masih di tengah jalan ini selalu ingat dan terus penuh semangat untuk senantiasa bertobat, memohon agar kerendahan hati dan kemurahan hati terus menjadi penuntun dalam mewujudkan empati pada sesama dalam tindakan nyata walau mungkin hanya kecil dan sederhana. Kasidi no. 500 - 087853451949 - SDA01092018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun