Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasidi nomor 465 - Beda Tiga Generasi

11 Juni 2018   17:48 Diperbarui: 11 Juni 2018   18:09 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Kasidi nomor 465 ditulis, CNN sudah sejak tadi memasang pada seluruh siarannya di seluruh dunia alat penghitung waktu mundur bagi pertemuan bersejarah bagi dua pemimpin negara yang boleh dikata amat 'ugal-ugalan' ini. Bunyi tagline-nya 'TRUMP-KIM MEET IN SINGAPORE' kemudian HRS MIN SEC.

Apakah pertemuan ini akan terlaksana? Hanya Tuhan yang bisa membatalkan, itupun kalau Tuhan memang berkehendak demikian, tetapi jika tidak maka pertemuan tentu akan terlaksana, meskipun menurut banyak pengamat pertemuan ini terlalu prematur, dipaksakan, tanpa agenda yang matang, dan tujuan yang tidak jelas serta tanpa adanya dukungan data yang memadai.

Terlepas dari apa yang dikatakan banyak pengamat, tetapi pertemuan dua pemimpin negara ini memang terasa benar paradoksnya.

Yang satu berasal dari negara yang luar biasa besar, kaya, berkuasa, terbuka dan boleh dikata menguasa dunia. Sedangkan yang satunya lagi tidak terlalu besar, miskin, tidak terlalu berkuasa, tertutup, dan boleh dikata hanya bisa menakuti negara tetangganya.

Yang satu sorang konglomerat kaya, tua, banyak pengalaman, bicara ceplas-ceplos, membuat musuh di mana-mana, rajin menyebarkan gagasannya dan bahkan ya hampir setiap melontarkannya melalui dunia maya. Sedangkan yang satunya bukan konglomerat dan tidak diketahui kekayaannya, muda, kurang pengalaman, hemat bicara dan hampir tidak eksis di dunia maya.

Yang satu kurang memperhatikan tampilan dan gaya rambut, terkesan seadanya, istri lumayan tetapi tidak terlalu elegan dan memukau. Sedangkan yang satu amat sangat memperhatikan tampilan dan gaya rambut, terkesan modis, istri sangat cantik dan menawan.

Yang satu datang dengan pesawat kepresidenan yang canggih dan mewah, didukung anggaran yang amat sangat berlebih. Mau apa saja, sama sekali tidak ada masalah. Sedangkan yang satu datang dengan pesawat pinjamnan, anggaran hampir tidak ada, buktinya siapa yang akan membayar akomodasinya selama di Singapura selalu dipertanyakan. Ayo siapa kira-kira yang akan membayar seluruh biaya akomodasi dan biaya lain-lain presiden yang modis ini selama di Singapura? Membayar sendiri? Dibantu oleh pemerintah Cina?

Singapura sendiri konon harus mengeluarkan tidak kurang dari 15 juta dolar Singapura hanya untuk memastikan bahwa pertemuan dua kepala negara ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. Aman dan tidak ada yang merasa harga dirinya direndahkan.

Lalu bagaimana hasil dari pertemuan yang benar-benar empat mata dan hanya ditambah oleh dua pasang mata penerjemah ini? Apakah pelucutan senjata nuklir yang selama ini digunakan oleh sang presiden muda untuk membuat negara tetangganya gentar sekaligus mengguncangkan pasar dunia berjalan mulus dan disetujui begitu saja oleh Kim Jong Un?

Sulit diterima akal sehat hal ini akan terjadi begitu saja meskipun akan ditukar dengan triliun dollar dari AS untuk mengubah dan membangkitkan perekonomian Korea Utara? Juga bagaimana dengan status perang antara Korea Utara dan Korea Selatan yang sebenarnya belum pernah benar-benar berakhir kecuali hanya pada tahapan gencatan senjata sementara?

Banyak kemungkinan yang akan terjadi, dan ketika Kasidi melirik layar TV dan tampilan di CNN dan kembali terbaca 'TRUMP-KIM MEET IN SINGAPORE' kemudian pada kolom HRS MIN SEC terbaca 13 13 13, hati kecil Kasidi berbisik semoga konsep angka sial 13 sudah tidak berlaku lagi di Korea Utara, sehingga tampilan ini sama sekali tidak memberikan dampak apa-apa, karena nanti toh pasti akan ada 12 12 12, lalu 11 11 11, lalu 10 10 10, lalu 9 9 9 dan seterusnya dan seterusnya, sampai pada akhirnya setelah 1 1 1 akan tiba juga pada 0 0 1 dan sedetik kemudian kedua koboi akan saling berjabat tangan lalu 'ngobrol 'ngalor-ngidul'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun