Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasidi Nomor 425 - Di Hari Pahlawan Mendengar Tuhan

10 November 2017   10:05 Diperbarui: 10 November 2017   10:33 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wawasansejarah.com

Andaikata hari ini Tuhan berkenan turun ke dunia untuk sekedar beranjangsana, katakan 30 hari lamanya, kira-kira apa yang akan dikatakan dan dilakukanNya? Apakah masih sama seperti ketika Dia dulu turun ke dunia untuk melaksanakan titah dan kehendak BapaNya? Pertanyaan imajiner yang didengar Kasidi dalam suasana yang juga imajiner tengah malam tadi, ternyata ditanggapi dengan ringan dan biasa-biasa saja. 

Tuhan pasti akan melakukan dan bahkan mengatakan hal yang sama seperti dulu. Tidak terlalu penting apakah keadaan saat ini dan keadaan kurang lebih dua ribu tahun sudah berubah sangat drastis atau tidak, tetapi diyakini bahwa Tuhan tetap akan mengatakan hal yang sama. Semua hal yang dulu dikritikNya habis-habisan, sekarang pun masih tetap akan dikirikNya bahkan mungkin jauh lebih habis-habisan. Semua hal yang dulu dikecamNya habis-habisan, sekarang pun masih tetap akan dikecamNya bahkan mungkin jauh lebih habis-habisan. Semua hal yang dulu dikutukNya habis-habisan, sekarang pun masih tetap akan dikutukNya bahkan mungkin jauh lebih habis-habisan. Tuhan pasti tidak akan berubah dalam hal ini, bahkan mungkin saja Dia semakin jengkel saja.

Jelas dan gamblang Aku dulu mengritik habis-habisan perilaku orang-orang Yahudi dan cara mereka beribadah, eh sekarang semakin banyak, bahkan hampir semua orang yang mengaku pengikutKu jauh lebih mementingkan tata cara peribadatan dibandingkan yang lain; bahkan seakan-akan kalau ada sedikit noda saja dalam tata cara peribadatan, maka 'dosa' telah dilakukan dan memunculkan hak untuk 'mencaci-maki' si pembuat noda. 

Memangnya Aku pernah memberi perintah semacam ini? Sama sekali tidak ada, bahkan aku mengatakan dan memberi perintah yang sebaliknya. Mereka sendiri yang tidak becus untuk berkonsentrasi dan fokus pada apa yang sedang dilakukan, eh yang disalahkan orang lain yang dianggap sebagai pengganggu konsentrasi. Mengganggu memang tidak Kuanjurkan, tetapi mencaci-maki mereka yang mengganggu jelas-jelas amat sangat kularang. Tidak tahukah kalian tentang hal ini?

Jelas dan gamblang Aku dulu mengecam semua perilaku yang beraroma meninggikan diri, berkuasa, perintah ini perintah itu, menentukan ini menentukan itu, seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang munafik, orang-orang yang jahat dan bodoh, imam-imam dan tua-tua Yahudi yang arogan itu. Lalu sekarang apa yang kalian lakukan? Ternyata jauh lebih hebat dibandingkan orang-orang yang kukecam dulu. 

Dulu mereka lakukan dengan berterang, sehingga begitu kentara dan mudah untuk dikecam, tetapi sekarang kalian menggunakan NamaKu untuk melakukan hal yang sama, sehingga sepertinya yang kalian lakukan benar adanya. Benar apanya? Memangnya Aku bodoh sehingga tidak tahu persis apa yang ada di balik itu semua, apa yang ada di hati kalian, yang ingin tampak hebat, ingin tampak berkuasa, ingin tampak lebih suci dari yang lain, ingin dianggap lebih menghormati dan menguduskan Aku? Tidak sadarkah kalian akan hal ini?

Jelas dan gamblang aku dulu mengutuk habis-habisan semua perbuatan kalian orang-orang hebat, orang-orang besar, orang-orang berkuasa, terhadap orang rendahan, orang yang hina, orang yang berdosa, orang yang tidak berkuasa apa-apa. Bahkan Aku sudah sampaikan hal ini dengan gamblang dan jelas dalam perumpamaan tentang penghakiman terakhir, tetapi apa yang terjadi dengan perintah dalam kisah itu? 

Sepertinya perintah itu sama sekali tidak pernah ada, padahal perintah itu sampai sekarang masih ada dan akan tetap ada sampai akhir zaman. Hanya saja apa yang kalian lakukan? Dengan enaknya kalian mencaci-maki mentang-mentang diberi kuasa. Bagaimana nanti kalau Kuberitahu bahwa yang kalian caci-maki di dunia itu adalah Aku sendiri? Masihkan kalian berani mengangkat muka dan membuka mulut? Tidak pahamkah kalian hal ini?

Kasidi hanya bisa terdiam mendengarkan kata-kata Tuhan. Kemudian banyak kejadian berkelebat silih berganti, mulai dari Paus yang menegur umat yang menggunakan gawainya untuk mengabadikan misa sampai dengan para imam di banyak tempat yang marah-marah karena umatnya dianggap tidak tertib dan mengganggu konsentrasi. Lalu apa yang dilakukan Tuhan melihat Kasidi terdiam? Tuhan seperti menggerakkan tangannya dari kiri ke kanan, persis seperti jika seseorang menggunakan jarinya di layar gawainya dan perlahan terbaca: 'Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.' Kasidi perlahan tersenyum karena sudah sejak lama dia memang merasa hanyalah 'orang kecil', sementara jauh di sana, sayup-sayup terdengar lalu-lagu perjuangan yang konon dimaksudkan untuk memperingati bagaimana dua puluh ribu orang mati di pihak republik, seribu tujuh ratus di pihak sekutu, setelah baku tembak, sebelum akhirnya pertempuran dihentikan dengan kekalahan di pihak republik. Ini peringatan Hari Pahlawan namanya, yang konon kabarnya sempat dipicu oleh ditembak dan diledakkannya mobil beserta seorang jendral sekutu di dalamnya.  Kasidi no. 425 -- XZSS10112017 - 087853451949

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun