Mohon tunggu...
Triayu Alami
Triayu Alami Mohon Tunggu... Diplomat - Belajar menulis

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bagaimana Membangun Kelekatan dengan Sang Buah Hati?

17 Maret 2019   12:50 Diperbarui: 17 Maret 2019   13:05 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hai sobat!!! Selamat beraktivitas,,, bagaimanakah kelekatan anda dengan sang anak? kira-kira lebih lekat dengan siapakah anak anda? Lebih lekat dengan ibu, ayah, atau pengasuhnya? 

Bagaimanakah cara membangun kelekatan yang baik?

Mari kita mempelajari kelekatan lebih mendalam. Apakah kelekatan itu?

Attachment  (kelekatan) adalah suatu ikatan dari seseorang terhadap individu yang bertujuan terciptanya rasa aman, rasa aman sendiri yang dimaksud adalah dari ibu karena ibu yang lebih sering memberi interaksi lewat ASI pada saat bayi. Kelekatan sangat berpengaruh dalam perkembangan sosial anak dengan demikian ibu sangat berperan penting untuk membentuk kelekatan yang aman bagi anak. Namun, fenomena yang terjadi sekarang kelekatan ibu-anak dalam kategori tidak aman.

Hal tersebut dikarenakan ketika anak merasa bosan, anak jarang bermain dengan ibu nya, anak lebih memilih bermain sendiri dan memang jarang dalam pengasuhan ibu atau ayahnya sendiri, anak lebih sering dititipkan pada baby sitter (pengasuhnya) dengan begitu anak tidak aman didekat ibunya. Secara tidak sengaja anak membentuk kelekatan dengan pengasuhnya.


Bagaimanakah cara membentuk kelekatan yang aman untuk anak?

Sebelum itu perlu orang tua ketahui beberapa jenis kelekatan anak dengan sang pengasuh:

  • Anak dengan kategori kelekatan aman, anak akan menjadikan pengasuhnya dalam basis aman, selalu aman didekat pengasuhnya apabila sang pengasuh pergi meninggalkannya maka sang bayi akan protes dengan tangisan karena merasa tidak aman bila tidak didekat sang pengasuh.
  • Anak dengan kategori kelekatan tidak aman yang menghindar, anak selalu memunculkan gerak yang menghindar dengan pengasuhnya. Bayi biasanya merasakan ketidaknyamanan karena dalam kondisi bertemu orang dianggapnya baru (asing).
  • Anak dengan kategori kelekatan tidak aman yang menolak, anak akan memunculkan gerakan penolakan sseperti menendang dia bila digendong ia akan memukul-mukul pengasuhnya. Merasa resah didekat pengasuh (asing).
  • Selanjutnya anak dengan kategori kelekatan tidak aman yang tidak teratur bentuk protesnya, anak yang jika berada didekat pengasuh akan menampakkan perasaan bingung dan cemas.

Ada beberapa konsep tahapan mulai terbangunnya kelekatan; tahap pertama adalah mulai lahir sampai usia 2 bulan dimana bayi mulai mengenali manusia. Pada tahap yang kedua adalah mulai usia 2 bulan sampai 7 bulan bayi mulai memfokuskan kelekatannya pada satu individu khususnya pada orang yang paling sering berada didekatnya (pengasuhnya) mulai membedakan orang yang sudah dikenal dengan adanya orang asing bagi nya. Pada tahap ketiga ini mulai usia 7 bulan sampai usia 24 bulan bayi mulai menjalin kontak dengan sang pengasuh terutama pada sang ayah atau ibu yang selalu didekatnya.

Pada tahap keempat diusia 24 bulan hingga seterusnya, dalam tahap ini anak mulai menyadari perasaan dan mulai memikirkan setiap tindakan yang akan dia lakukan. Dimana pada tahap ini adalah dasar terbentuknya temperamen untuk maju mendekati dunia dan di tahap ini anak akan mulai terlihat dia dalam kelekatan aman, cemas, ambivalen, dan menghindar.

Kelekatan yang terbangun pada anak selalu melibatkan siapa dan cara pengasuhannya. Bagaimana pengasuhan yang baik?

Pengasuhan yang aman dan baik adalah dalam lingkungan keluarga yang harmonis. Ayah selalu memperhatikan tumbuh kembang sang anak, sering meluangkan waktu untuk belajar,bermain dan berkomunikasi hangat. Ibu membangun interaksi yang baik selalu merespon anak dengan sesuai dan baik, sering berkomunikasi, memberikan support pada anak dalam setiap langkah tumbuh kembangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun