Mohon tunggu...
Tresna Khoirun Nisa
Tresna Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Fukuktas Sosial dan Humaniora prodi Ilmu Komunikasi angkatan tahun 2015. "Bungkam mulut mereka dengan aksimu Inallaha ma'ana"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mutiara Tarakan

9 September 2015   09:13 Diperbarui: 9 September 2015   09:21 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara multikultural. Terdiri atas ribuan pulau , namun tetap dalam lingkup yang sama yaitu kepulauan Nusantara. Siapa sangka negara yang terdiri dari jutaan masyarakat dan beragam budaya ini banyak memiliki rahasia disetiap kepulauannya masing-masing. Contoh saja Pulau Kalimantan, terdiri atas Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Namun, baru-baru saja dimekarkan sebuah Provinsi Kalimantan Utara, dan Tanjung Selor yang menjadi ibu kotanya. Provinsi yang hanya memiliki luas wilayah 72.567.49 km2 dengan jumlah penduduknya 738.163 jiwa ini , ternyata menyimpan banyak rahasia yang tidak pernah terekspose oleh awak media massa nasional pada umumnya.

Salah satu pulau yang berada didalamnya , yakni Kota Tarakan, memiliki mutiara belia yang telah mengharumkan daerah asalnya. Jayesthu Julianto Jakaria, usianya yang baru menginjak 17 tahun sudah mampu mencetak prestasi yang sangat membanggakan. Remaja kelahiran Makassar, 10 Juli 1998 ini sudah mampu mengikuti Olimpiade Kimia tingkat Kota, Provinsi, bahkan Nasional. Jayes begitu sapaannya, pernah beberapa kali menjuarai Olimpiade di tingkat Kota, Provinsi dan menjadi finalis di tingkat Nasional. Olimpiade yang pertama kali di ikuti oleh Jayes adalah CFD (Chemistry Fun Day) di Samarinda pada tanggal 2- 5 Februari 2015 dan OSN di Yogyakarta 18-23 Mei 2015. Jayes pernah merebut juara 3 tingkat Kota hingga juara 1 tingkat Provinsi. Remaja yang sangat menyukai pelajaran Kimia ini, sangat bangga dan senang akan prestasi yang telah diraihnya. Padahal tak banyak remaja yang bahkan sangat tidak menyukai pelajaran Kimia. Mereka menganggap bahwa pelajaran Kimia itu membosankan dan membuat pusing kepala bagi siapa saja yang mempelajarinya. Belum lagi mengenai macam-macam unsur, jenis-jenis golongan, rumus hitungan dan seabrek hafalan teori yang membuat orang tidak menyukai pelajaran ini. Sedangkan menurut Jayes sendiri, Kimia merupakan cabang ilmu sains yang sangatlah menantang dan menarik untuk dipelajari. Pendapat Jayes mengenai belajar Kimia itu sangat mengasyikan karena banyak hal yang kita dapatkan, selain itu kita juga mendapatkan teori dan praktek.

Putra dari Yeti Serani dan Jakaria ini bisa mengikuti Olimpiade karena dianggap mampu oleh para guru, khususnya guru Kimia. Sebelum mengikuti perlombaan Jayes mengikuti bimbingan belajar di sekolah yang dibantu oleh Ibu Hainun Musdalifah dan Ibu Tri Setyaningsih sebagai guru pembimbing. Jayes yang sekarang sudah duduk dibangku kelas XII SMA, berencana ingin mengambil Teknik Kimia di Universitas Gadjah Mada. Sekarang Jayes sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional, yang akan dilaksanakan bulan Februari 2016.

Sebenarnya bukan hanya Jayesthu Julianto Jakaria, masih banyak yang lainnya seperti Dicky Meidyanto dan Victor Djieftra pada tahun 2014 yang mengikuti lomba karya tulis di bidang komputer, yang diadakan oleh Pasiad Indonesia atas kerjasama Pasiad Internasional. Lomba tersebut bertaraf olimpiade karena para pemenang akan dikirimkan ke ajang internasional. Mereka bisa lolos sebagai 20 besar dari 2.347 tim yang bersaing. Masih banyak lagi teman-teman yang mempunyai karya yang dapat dibanggakan mereka juga mengikuti National Young Inventors Award(NYIA) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI). Selain siswa sekolah yang berprestasi salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri(SMP)1, merupakan sekolah contoh di Kalimantan dan merupakan salah satu dari 10 sekolah terbaik di Indonesia. Namun, sayang banyak prestasi yang diraih dan penciptaan karya-karya yang dapat membantu masyarakat, justru tidak pernah terekspose. Begitu juga jika ada siswa yang berprestasi dan memenangkan lomba tingkat Nasional jarang diekspose oleh media massa, apalagi untuk pulau-pulau yang terpencil dan jauh dari pusat kota. Sekarang media massa jarang mengekspose atau meliput mengenai prestasi-prestasi anak bangsa, mereka lebih fokus terhadap berita pemerintahan, konflik dan KKN . Jadi, sebenarnya media massa juga berperan dalam mempublikasikan seseorang.

Sumber: Jayesthu Julianto Jakaria, Siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Kota Tarakan

 Pin BBM :   23AD73C1

Ade Kuswara, S.pd Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kota Tarakan

   Pin BBM :   561C098E

http://supriyono-agus.blogspot.co.id/

http://pemprovkaltara.blogspot.com/p/home.html

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun