Mohon tunggu...
Tresi Tiara
Tresi Tiara Mohon Tunggu... Guru - Teacher of Entrepreneurship

Entrepreneur Teacher pada Sekolah Menengah Kejuruan , yang memiliki cita-cita mencetak banyak Entrepreneur Muda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesalahan Bukanlah Hal yang "Hina"

6 Maret 2018   10:19 Diperbarui: 6 Maret 2018   11:05 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.slideshare.net/mobile/BrookeBoser/8-lessons-from-seth-godins-tribes

Kesalahan tidak berakibat fatal, by : Seth Godin ( seorang pengusaha, penulis, dan pembicara publik asal Amerika Serikat)

Sempurna adalah ilusi, yang diciptakan untuk menjaga status quo. Yang merupakan alibi untuk bersembunyi dari sebuah perubahan. Karena perubahan tidak pernah sempurna. Perubahan berarti melakukan penemuan baru, dan sampai ada sesuatu yang ditemukan kembali, kita tidak tahu apa kualifikasinya.

Rahasia dari sebuah kesalahan adalah jangan sampai salah lagi. Rahasianya adalah bersedia menerima sebuah kesalahan. Rahasianya adalah menyadari bahwa melakukan kesalahan bukanlah hal yang fatal (bukan sebuah aib).

Salah satu hal yang membuat seseorang dan sebuah organisasi atau lembaga menjadi hebat adalah adanya keinginan untuk tidak merasa paling hebat/paling benar setiap saat. Menyadari sebuah kesalahan dalam perjalanannya atau dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang lebih besar merupakan rahasia kesuksesan yang tidak terhitung jumlahnya. (https://www.slideshare.net/mobile/BrookeBoser/8-lessons-from-seth-godins-tribes)

Saya ingin coba mengulas pelajaran berharga dari seorang Seth Godin, salah satu hal yang ingin saya sampaikan adalah tentang Failure isn't Fatal, bahwa ketika kita melakukan kesalahan jangan lantas kita melakukan pembenaran agar kesalahan yang telah kita lakukan diterima secara umum. Karena pada saat kita melakukan pembenaran, maka pada saat itu juga kualitas diri sebagai seorang manusia sedang dipertanyakan. Sebagai seorang individu dalam hal ini kita sebagai seorang manusia, menjadi sangat wajar ketika kita pernah melakukan kesalahan karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. 

Pada saat kita salah, hal yang kemudian seharusnya dilakukan adalah menyadari kesalahan yang telah kita perbuat. Karena jika kita salah, belum tentu orang lain juga benar, dan melakukan kesalahan bukanlah perbuatan hina yang lantas harus ditutup-tutupi dengan sebuah pembenaran. 

Sudah seharusnya kita selalu membiasakan yang benar dan bukannya membenarkan yang biasa (saya mengutip diskusi di forum kanal SAGUPEGTAS IGI), jika seandainya kita selalu membenarkan sebuah keadaan atau kondisi karena dianggap biasa dan sudah lumrah dilakukan, maka bisa dipastikan kita sedang mengalami kemunduran dalam berfikir dan tidak akan mengalami sebuah kemajuan.  Tetapi jika kemudian kita belajar dari sebuah kesalahan yang ada lantas melakukan perbaikan terhadap kesalahan tersebut maka orang lain pun tidak akan ada yang menganggap kita hina, justru orang akan semakin menghargai kita karena sudah berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.

Sekelas Seth Godin saja mengakui masih sering melakukan kesalahan, apalagi kita yang masih harus banyak belajar dari pengalaman orang-orang sukses yang ada diluaran sana. Janganlah lantas kita bagaikan katak dalam tempurung, yang tidak mengetahui bahwa diluar tempurungnya masih ada dunia yang sangat luas dengan berbagai macam manusia beserta karakternya yang unik serta tingkat keilmuan yang bisa saja lebih tinggi dibandingkan dengan kita. Atau jika dibandingkan dengan saya pribadi yang hanya butiran debu ini...

Cimahi, 6 Maret 2018

Tresi Tiara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun