Saat pulang dari Sampit ke kota Atlas, Saya terpaksa makan siang di bandara karena si baling-baling yang seharusnya transit di Surabaya selama 45 menit, di delayed 3 jam, jadi saya pun memutuskan untuk makan siang di satu-satunya restoran franchise Amerika yang ada di bandara. Setelah memilih-milih, akhirnya pilihan pun jatuh pada menu baru mereka, karena gambarnya menggoda perut yang memang mulai keroncongan.
Setelah diminta menunggu 4 menit, menu yang saya pesan pun diantar ke meja, dan ternyata yang keluar beda banget ya sama gambar iklannya..
Tanpa mengeluh, saya pun tetap menyantapnya dengan lahap, menikmati apa yang sudah tersaji. Sambil mengunyah, saya mendapat 2 pelajaran penting dari kejadian ini yang sangat berpengaruh jika Anda terapkan dalam bisnis Anda.
1. Saat berbisnis, Anda harus berikan lebih dari ekspektasi pelanggan.
Karena saat melihat iklan Anda, pelanggan sudah membayangkan apa yang akan mereka terima. Saat mereka tidak mendapatkan apa yang mereka "bayangkan", mereka akan kecewa, dan besar kemungkinan mereka tidak akan kembali untuk kedua kalinya. Hal ini bisa menyebabkan Anda kehilangan pelanggan setia Anda.Â
Sebaliknya pelanggan yang puas bisa jadi merefensikan produk Anda ke teman-temannya, atau mencoba produk-produk Anda yang lainnya di kunjungan berikutnya.Â
Memang saat ini kecanggihan teknik foto dan aplikasi di smartphone membuat foto jadi jauh lebih bagus ketimbang aslinya, tapi perlu diingat bahwa saat Anda berbisnis, pikirkan jangka panjang. Bukan hanya demi keuntungan sesaat saja. Jadi bagusnya tampilan produk Anda di foto, harus sebagus saat Anda sajikan.
2. Menurut Saya, kedepan cara beriklan akan pelan-pelan digantikan.
Dengan adanya sosmed, pola berbisnis saat ini sudah mulai berubah. Walau kadang sosmed mengganggu bagi beberapa generasi, namun Anda bisa memanfaatkannya sebagai penunjang bisnis Anda. Karena di era sosmed sekarang ini, pelanggan yang puas ataupun kecewa akan dengan cepat membagikannya ke teman-temannya. Dan mayoritas pembeli lebih percaya review pelanggan lain yang sudah mencoba, atau percaya pada testimoni teman-temannya yang sudah lebih dulu menggunakan produk tersebut.Â
Orang tidak lagi percaya pada iklan, tapi cenderung percaya pada endorser.Walaupun sebagian endorser juga sebetulnya berbayar. hahaha.
Jadi, siap-siaplah menjadi endorser yang bisa meraup keuntungan dari peralihan pola ini. Â
Vidion Widyantara,
Social Media Entrepreneur.