Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Money

KUBE dan Realitas, Upaya Mengungkitnya dari Jurang Kemiskinan

26 Februari 2019   05:12 Diperbarui: 26 Februari 2019   06:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Fatayatun, penerima PKH dalam wadah KUBE Sumber Rejeki Kebumen. Dokumen pribadi.

Parogram Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial RI telah berjalan lebih dari satu dasawarsa. Banyak hal positif yang diraih. Satu diantaranya adalah sebagai bahan studi banding dan percontohan sejumlah negara di dunia. Menurut   Kontan  , Bangladesh ingin meniru keberhasilan Indonesia menurunkan angka kemiskinan melalui program tersebut. 

Sementara itu, negara tersebut memiliki seorang tokoh besar dengan reputasi dunia internasional di bidang kewirausahaan sosial (social enterpreneurship) lewat pemberdayaan perempuan dengan program Grameen Bank, Muhammad Yunus yang telah berlangsung puluhan tahun lebih lama dan sukses. Keanehan inilah yang mendorong saya untuk menelusuri jejak PKH berbasis pemberdayaan ekonomi dan kelompok perempuan. 

Di Kelurahan Kebumen terdapat 3 kategori KUBE. Yakni peternakan kambing, KHO dan sembako. Menurut penuturan Ibu Fatayatun, anggota KUBE sembako "Sumber Rejeki", yang kesehariannya perajin intip (kerak nasi)  goreng ini, KUBE sembakonya beroperasi sejak 28 Oktober 2018. Bertepatan dengan peringatan 90 tahun Sumpah Pemuda. 

Dalam pertemuan bulanan KPM, perempuan sederhana beranak tujuh itu semula mendapat penawaran untuk mengikuti PKH - KUBE peternakan kambing. Namun alasan lokasi di tengah pemukiman padat penduduk dan tidak didukung oleh lingkungan sekitar, ia bersama sembilan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) PKH memilih KUBE dagang sembako. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sesuai kesepakatan seluruh anggota, diputuskan bahwa KUBE Sumber Rejeki berdagang sembako di dua titik (warung) yakni di RW 03 RW 02 yang menempati bagian depan rumah Ibu Semi. Dan satu lagi di Gang Telasih 16 RT 01 RW 04 di rumah Ibu Fatayatun. Di sinilah tulisan ini difokuskan. Meskipun alamat KUBE SumberRejeki tertera di RW 02, ternyata aktivitas utama justu berlangsung di RW 04. 

Dari perbincangan ke sekian kalinya, Ibu Fatayatun menjelaskan bahwa KUBE Sumber Rejeki menerima dana PKH sebesar Rp 20 juta. Jumlah yang diterima bersih sebesar Rp 15 juta, sisaya diambil oleh Pendamping PKH Kecamatan, Bapak Hafiz yang menggantinya dengan sebuah etalase kaca. Ditambahkan pula oleh ibu tangguh ini, bahwa sampai sekarang (23 Pebruari 2019) ia belum menerima kuitansi pembelian atau bukti transaksi lain tentang barang inventaris tersebut. 

Diceritakan pula bahwa, selama mengoperasikan warung sembako KUBE, dalam satu setengah bulan perjalanan usaha bersama.  Dari awal tahun 2019 itu, hanya ia dan Ibu Semi yang menggerakkan roda perputaran usaha dari yang seharusnya ada di tiga titik. Satu titik lain di Jl. Mangga tidak berjalan sesuai kesepakatan. Ada rasa kecewa di balik penjelasan panjang lebar tentang perjalanan KUBE Sumber Rejeki. Terutama menyangkut komitmen kebersamaan yang masih sulit diwujudkan dengan beragam alasan. 

Mulai dari ketidak-aktifan pengurus dalam memantau pergerakan usaha. Sampai dengan beberapa cerita klasik seputar takaran hak dan kewajiban anggota. Atau ketidak-aktifan pendamping dalam berkunjung dan melakukan tugas supervisi.  Maupun perilaku anggota dan  pengurus yang seolah-olah membiarkan dirinya bergelut dengan masalah. 

Sementara itu, hasil jerih payahnya menjaga amanah kebersamaan kelompok juga kurang diapresiasi selayaknya. Dengan permintaan sangat sederhana, ia sangat berharap agar semua anggota dan pendamping dapat saling mendukung. Mengisi ruang-ruang kosong yang tidak dapat dilakukan sendirian.

Mengamati proses pencatatan transaksi warung yang cukup rapi dan jelas, potensi KUBE Sumber Rejeki dalam membukukan laba kotor sekitar 8% dalam bulan Januari 2019 adalah sebuah pencapaian yang menurut ukuran saya cukup memuaskan. Sayangnya, ada kondisi yang membatasi untuk mengetahui secara lebih akurat tentang tingkat perputaran usaha. 

Kendala utamanya adalah bukti-bukti transaksi yang tidak cukup memiliki daya banding.  Satu contoh, tidak adanya kuitansi pembelian etalase dan barang-barang inventaris lainnya. Dan ketika ingin saya konfirmasikan hal ini kepada pendamping, yang bersangkutan nampaknya kurang berkenan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun