Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Contract Bridge, Mengenal Olahraga Bridge - Bagian 1

6 Februari 2019   01:33 Diperbarui: 6 Februari 2019   06:37 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: clipart-library


Memenuhi permintaan Ibu Karla Wulaniyati , saya ingin berbagi pengetahuan tentang cabang olahraga Bridge yang lengkapnya adalah Contract Bridge. Sebelum membahas panjang lebar tentang olahraga otak ini, ada seorang Kompasianer yang lebih berkompeten mengajar yakni Bang Bert T. Polii   yang ahli dan seorang pemain nasional serta penulis artikel Bridge.  

Pada Asian Games 2018 yang lalu, beliau berpasangan dengan Bapak M. Bambang Hartono, pendiri dan pemilik utama PT. Djarum, Tbk. Selain itu, ada juga pemain nasional yang aktif menulis tentang cabang olahraga ini yaitu Bang Syahrial Ali di laman sendiri.  Disertai rasa hormat dan apresiasi kepada keduanya, saya memang bermaksud untuk ikut menyebar-luaskan cabang olahraga ini. 

Secara harfiah, contract bridge terdiri dari dua kata. Yaitu contract  yang berarti persetujuan atau kesepakatan dan bridge artinya jembatan. Jadi, pengertian bebas dari contract bridge adalah jembatan yang dibentangkan untuk mencapai persetujuan atau kesepakatan. Fungsi jembatan adalah penghubung dua celah. Bisa berupa parit, sungai, laut atau jurang. 

Pertanyaannya, jurang apa yang harus dijembatani ? Pertama dan utama adalah perbedaan secara manusia dari dua orang yang berpasangan. Karena permainan atau cabang olahraga ini harus dilakukan berpasangan (pair game). 

Antara satu dan lain orang "bercelah" kemampuan berpikir, bersikap dan pengendalian diri selaku individu yang unik. Celah manusiawi ini akan bertambah lebar dengan situasi dan kondisi permainan. 

Suasana pertandingan Bridge pada Popda Kab. Kebumen 2012. Dokpri
Suasana pertandingan Bridge pada Popda Kab. Kebumen 2012. Dokpri
Bridge memakai kartu yang sama dengan permainan remi, cangkulan, poker dan sejenisnya. Jika kita membeli satu set kartu remi di warung yang masih tersegel, ketika dibuka akan mendapati : 2 lembar kartu Joker (badut) plus 52 lembar lainnya. Dari ke 52 lembar kartu, ada 2 kelompok berwarna hitam dan dua lainnya berwarna merah di setiap sudutnya. Kelompok hitam ada dua jenis atau nama yaitu bergambar daun (Spade, disingkat S ) dan keriting (Club, C). 

Sedangkan yang merah yaitu hati (Heart, H) dan wajik (Diamond, D).  Dalam Bridge, masing-masing nama disebut warna kartu atau suit. Dan berdasarkan urutan kekuatan kartu, Spade adalah yang terkuat. Disusul Heart, Diamond dan yang terlemah adalah Club. Inilah yang disebut informasi kartu Bridge . 

Urutan kekuatan kartu:

  • Spade
  • Heart 
  • Diamond
  • Club

Kategori kartu:

  1. Kartu-kartu major (major suits) : Spade dan Heart.
  2. Kartu-kartu minor (minor suits) : Diamond dan Club. 


Sumber gambar: bridgebest
Sumber gambar: bridgebest
Setiap warna terdiri dari 13 lembar yang dikelompokkan menjadi dua. Kartu raja (A, K, Q dan J). Yang 9 lembar sisanya adalah kartu biasa (10,9,8,7,6,5,4,3 dan 2). 

Pada tahun 1940-an, Charles Goren memberi nilai pada kartu-kartu raja yang dikenal dengan sebutan High Card Point (HCP). Ketentuannya sebagai berikut:

  • A = 4
  • K = 3
  • Q = 2
  •  J =  1

Berdasarkan ketentuan itu, setiap warna kartu berjumlah : 4+3+2+1 = 10 HCP. Karena ada 4 suit, maka total nilai kartu Bridge : 4 x 10 = 40 HCP. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun