1,9 milyar umat muslim di seluruh dunia bersuka cita memasuki bulan suci Ramadan, meski masih dibayangi pandemi Covid-19 namun syahdunya melaksanakan puasa bagi insan yang beriman pastinya disambut dengan suka cita. Dua kali pelaksanaan Ramadan, pandemi seakan enggan pergi, butuh energi mumpuni agar di bulan suci  jiwa dan raga tetap terjaga.
Bagaimana pun pandemi ini telah mengubah banyak kebiasaan saat melaksanakan ibadah Ramadan, seperti apa yang pernah dikatakan Imam Besar Masjid Istiqlal,Prof KH. Nasaruddin Umar setahun yang lalu ketika kali pertama pandemi menyapa."Menolak kemudaratan itu lebih utama daripada mengejar manfaat."
Tahun 1442 Hijriyah kini, setahun dari Ramadan tahun lalu, pelaksanaan ibadah di bulan suci masih dibayangi masalah pandemi, mungkin saatnya belajar dari tahun lalu,bagaimana melaksanakan ibadah tahun ini yang tetap mengacu pada protokol kesehatan dari pemerintah meski pandemi tetap membersamai.
Tahun lalu jumlah pemudik turun drastis mengingat adanya larangan untuk mudik ke kampung halaman, saat ini pun berdasar Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid -19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang peniadaan Mudik pada bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah selama 6-17 Mei 2021.
Alasan yang paling utama yakni untuk mencegah penularan virus Covid-19, yang punya kampung siap siap untuk kali kedua tak bisa mudik.
Tetap Menjaga Keseimbangan Hidup Saat Berpuasa
Laki laki dan perempuan berpuasa, laki laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,laki laki dan perempuan yang banyak menyebut nama(Allah), Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Bahasa Al Qur'an begitu indah bahwa baik laki laki dan perempuan memiliki peluang yang sama untuk menggapai keberkahan ketika berpuasa. Pada dasarnya manusia memang perlu keseimbangan agar kehidupan tetap berjalan secara serasi, hidup manusia merupakan integritas dari jasad, akal dan juga ruh.
Ketiga komponen ini saling menyeimbangkan, bulan puasa mengajarkan untuk tetap memperhatikan jasad dengan mengkonsumsi makanan yang baik serta halal, akal pun perlu diberi nutrisi dengan asupan bacaan dan juga tontonan yang bermanfaat.
Kesehatan ruhani pun tak kalah penting, apalagi masa pandemi yang meluluh lantakan ekonomi, emosi jadi tak stabil, kesehatan mental menjadi penting agar kewarasan tetap terjaga.