Kabupaten Kuningan di awal tahun 2018 sedang di rundung duka, kabupaten yang memiliki gunung tertinggi di Jawa Barat bernama gunung Ciremai. Mengalami musibah bencana alam, beberapa kecamatan dan sejumlah desa di Kuningan mengalami musibah banjir dan juga tanah longsor, dengan lokasi berbukit bukit tentu saja tingkat kesulitan mengevakuasi korban adalah tantangan tersendiri.
Ada 14 desa di 8 kecamatan yang mengalami dampak langsung dari bencana alam ini, bahkan sebuah desa yang bernama Pakembangan yang terletak di kecamatan Garawangi akses jalannya benar benar lumpuh total dan tak bisa di lalui baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Bencana di Kuningan mengetuk nurani untuk saling berbagi, ragam komunitas pun ikut serta dan bahu membahu dengan tujuan dapat meringankan korban bencana. Begitu pula dengan komunitas Alumni SMPN Mandirancan angkatan 1990. Melalui aplikasi Whatapp dan ngumpul dalam sebuah grup, akhirnya bersepakat untuk urunan dan peduli bencana yang menimpa kabupaten Kuningan.
Dibantu salah seorang alumninya, dana bantuan tersebut bisa di salurkan ke Desa Cijemit, kecamatan Ciniru. Meski para anggota komunitas alumni saling berjauhan secara jarak namun teknologi mampu menyatukan itu semua, komunikasi intens di grup WA memberi sebuah pemikiran untuk berbagi. Jika kita mau apapun bisa di lakukan, semoga apa yang di lakukan anggota grup WA Alumni SMPNMandirancan Tahun 1990 memberikan kontribusi positif untuk berbagi terhadap sesama.
Kita pun berdoa semoga para korban bencana yang masih mengungsi di tempat seperti balai desa dan juga lokasi kerabat yang lebih aman mampu di beri ketabahan dalam menghadapi bencana yang terjadi. Kuningan berduka dan semoga kita kuat menghadapi semua ini.
